Page 287 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 287

MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
            NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN



            in the world dengan proporsi biaya kontrak lessor dibandingkan dengan
            pendapatan sebesar 24,7%  atau empat kali lebih besar di atas rata-rata dunia.
                  Kedua, kondisi perusahaan diperparah oleh pandemi covid-19. Pandemi
            covid-19, disebut sebagai “perfect storm” untuk membuat Garuda melayang
            tersapu. Pendapatan Garuda pada 2020 turun 70% dibandingkan dengan
            pendapatan tahun 2019. Nilai pendapatan tidak cukup untuk memenuhi
            kebutuhan operasional Garuda tiap bulannya yang sekitar US$ 130 juta– US$
            150 juta. Dengan kondisi itu, secara teknis sebetulnya Garuda sejatinya sudah
            bangkrut.
                  Hal itu diakui Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. “Dengan kondisi
            saat ini, dalam istilah perbankan ini Garuda sebetulnya technically bankrupt,
            tetapi legally belum. Sekarang kami sedang berusaha untuk keluar dari kondisi
            ini,” katanya.
                  Seperti dikutip berbagai media massa, per September 2021 ekuitas
            Garuda sudah negatif US$ 2,8 miliar sekitar Rp 40 triliun per September 2021.
            Liabilitas atau kewajiban ke pihak luar US$ 9,8 miliar. Kewajiban ini mayoritas
            berupa utang kepada lessor yang mencapai US$ 6,35 miliar. Lainnya utang
            ke bank  US$ 967 juta, utang dalam bentuk obligasi US$ 630 juta. Adapun
            asetnya hanya US$ 6,9 miliar.
                                               Menurut Rachmat Gobel, dalam melihat
                                         masalah Garuda  ini,  semua pihak diminta
                                         untuk melihat secara komprehensif antara lain
                                         peran perusahaan selama ini seperti secara
                                         konsisten melakukan penyediaan aksesibilitas
                                         layanan penerbangan bagi masyarakat. Hal ini
                                         juga, tetap dilakukan di masa pengendalian
                                         transportasi akibat pandemi covid-19.
                                              Bukan hanya itu saja, kata lanjut dia,
                                         di masa pandemi ini Garuda juga berperan
                                         sebagai angkutan distribusi logistik esensial
                                         seperti pengangkutan bahan baku vaksin, alat
                                         medis, hingga distribusi komoditas ekspor
                                         nasional. “Ini, tentunya turut memiliki pengaruh
                                         signfikan terhadap perkembangan pemulihan
                                         ekonomi nasional,” katanya.



           296   dpr .g o.id
   282   283   284   285   286   287   288   289   290   291   292