Page 305 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 305

MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
            NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN



                  Rachmat Gobel memberi perhatian besar terhadap anggaran untuk
            sektor UMKM ini. Ia meminta agar realisasi dan penyerapan dana untuk sektor
            ini harus lebih ditingkat. Sering terjadi, selama ini serapannya tergolong lambat
            dan rendah.
                  “Sangat disayangkan rendahnya realisasi dukungan KUMKM padahal
            sektor ini memiliki peran yang besar terutama dalam pemulihan ekonomi. Ini
            terjadi karena belum ada conductor yang kuat dalam menyatukan kebijakan
            pengembangan KUMKM. Ini lah yang membuat pengembangan KUMKM tidak
            jelas” kata Rachmat Gobel.
                  Keprihatinan Rachmat Gobel tersebut bisa dipahami karena realitanya
            memang penyerapan anggaran UMKM sering terhambat. Tidak hanya dana
            dari Pemulihan Ekonomi Nasional, realisasi dana dari K/L pun rendah. Sebagai
            gambaran, untuk 2021 dari Rp 162,40 triliun alokasi PEN untuk UMKM dan
            korporasi, sampai Oktober baru terserap Rp 78,73 triliun atau baru 48,5% dari
            pagu. Sementara secara keseluruhan realisasi realisasi PEN sudah 65% atau
            Rp 483,91 triliun dari pagunya Rp 744,77 triliun. Ini berarti, realisasi dukungan
            KUMKM ini terendah di antara kluster lainnya.

            Anggaran Sektor Infrastruktur
                  Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu kunci untuk
            menggerakkan pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. Dalam
            jangka pendek, sektor ini akan menjadi motor penggerak ekonomi dari sisi
            permintaan melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan konsumsi.
            Dalam jangka panjang, pembangunan infrastruktur berkontribusi di sisi
            penawaran melalui peningkatan kapasitas produksi, perbaikan arus barang
            dan jasa sehingga tercipta efisiensi ekonomi.
                  Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur masih menjadi salah satu
            prioritas pada APBN 2022 dengan alokasi direncanakan Rp 384,78 triliun.
            Anggaran ini dikelola oleh pemerintah pusat sebesar Rp170,3 triliun yaitu
            melalui K/L sebesar Rp 164.25 triliun dan non K/L sebesar Rp 6,09 triliun.
            Sisanya, Rp 119.19 triliun disalurkan melalui TKDD dan Pembiayaan Anggaran
            sebesar Rp95.2 triliun.
                  Melalui anggaran sebesar itu pemerintah antara lain menargetkan
            pembangunan bidang pelayanan dasar berupa rumah susun 3.501 unit dan
            rumah khusus 2.250 unit, akses sanitasi dan persampahan bagi 114.124 KK,


           318   dpr .g o.id
   300   301   302   303   304   305   306   307   308   309   310