Page 65 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 65

MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
            NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN



            Menteri Keuangan
                  Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat antara lain mengemukakan;
            (1) Realisasi anggaran untuk subsidi pupuk meningkat setiap tahun naik 5%-
            6%  dengan jumlah produksi 8-9 (delapan sampai sembilan) juta ton. Untuk
            itu Menteri Keuangan menyarankan untuk menggunakan anggaran subsidi
            pupuk yang masih ada semaksimal mungkin. (2) penghitungan besaran
            anggaran subsidi dalam APBN dipengaruhi oleh luas lahan pertanian, HPP
            (Harga Pokok Produksi),  harga gas, dan nilai tukar rupiah; (3) terkait tagihan
            pupuk subsidi PT. Pupuk Indonesia (Holding Company) kepada  Pemerintah
            sebesar Rp.5.692.261.000.000,- (±Rp.5,69 Triliun) tersebut, Pemerintah akan
            membayar tagihan  tersebut setelah  dilakukan audit oleh BPK.

            Pandangan Menteri Perindustrian

                  Dirjen IKFT Muhammad Khayam mewakili Menperin menyampaikan;
            (1) untuk mendukung penugasan subsidi dan melayani pasar komersil
            Pupuk Indonesia group memiliki unit produksi di Lhokseumawe, Palembang,
            Cikampek, Gresik, dan Bontang; (2) kinerja penjualan pupuk anorganik subsidi
            oleh PT Pupuk Indonesia group sangat baik dengan dukungan stok yang
            mencukupi sehingga pupuk dapat diperoleh dengan mudah hingga di Lini
            IV; (3) faktor yang meyebabkan kenaikan Harga Pokok Produksi (HPP) adalah
            kenaikan harga gas, kurs inflasi, volume subsidi, harga BBM solar dan beban
            bunga.

            Pandangan Komisi IV DPR RI

                  Sesuai dengan tupoksi dan temuan di lapangan, Komisi IV menyampaikan;
            (1) mengapresiasi pernyataan Menteri BUMN yang tidak akan mencabut
            subsidi pupuk untuk petani dan Menteri Keuangan yang menyarankan untuk
            menggunakan anggaran subsidi pupuk yang masih ada semaksimal mungkin;
            (2) pemeintah perlu mengubah Peraturan Menteri Pertanian tentang kriteria
            definisi “petani miskin” yang mengatakan petani yang mempunyai lahan
            pertanian kurang dari dua hektar menjadi kurang dari satu hektar;

            Pandangan Komisi VI DPR RI

                  Dalam rapat konsultasi ini, Komisi VI menyampaikan; (1)  tidak
            mencukupinya kapasitas produksi PT. Pupuk Indonesia harus dicari solusi,


            60   dpr .g o.id
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70