Page 93 - BUKU DARI SENAYAN UNTUK INDONESIA
P. 93

dari senayan untuk indonesia

                Selain persoalan perzinahan dan LGBT, Margarito
            berpandangan munculnya pasal larangan penghinaan
            terhadap presiden justru mempertegas kecenderungan

            feodalisme, tirani dan menciptakan monster pidana bagi
            rakyat Indonesia. Menurutnya, dunia selama berabad-abad

            terus memperjuangkan antitirani. DPR dan presiden tak
            bisa dipersonalisasi.
                Pengamat   hukum  tata  negara Bivitri  Susanti

            pesismistis revisi UU KUHP tuntas 2018. Bila selesai, Bivitri
            tidak yakin substansi KUHP hasil revisi menjadi produk
            hukum yang lebih baik dari sekarang. Menurut Bivitri, soal

            waktu penyelesaian revisi KUHP juga harus diperhatikan.
                Meskipun niat baik merevisi KUHP tetap harus
            dihargai. Bivitri memandang yang tidak kalah penting

            harus dipersiapkan adalah dampak hukum pelaksanaan
            teknis dan infrastruktur penunjang jika aturan diterapkan.

                “Misalnya, jika semakin banyak orang dipidana dan
            dipenjarakan, apakah lapas sudah siap menampung
            mereka?” kata Bivitri.

                Praktisi hukum pidana Universitas Tri Sakti Abdul
            Fikar Hajar mengatakan hukum pidana era sekarang,

            sudah semakin maju ditambah dengan adanya kebebasan
            informasi publik. Bahkan, ada kemauan untuk menyatukan
            kodifikasi hukum pidana sebagai upaya dekolonisasi dari

            UU buatan Belanda menjadi UU produk Indonesia sendiri.




                                                                      59
   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98