Page 44 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN EDISI KE-2
P. 44
KEPENTING AN NASIONAL D AN A GEND A PEMBANGUNAN
produktivitas KUMKM kalah jauh dibandingkan usaha besar. Ini membuat
pendapatan sektor ini—terutama usaha mikro—menjadi tertinggal sehingga
sulit meningkatkan kesejahteraan, apalagi untuk naik kelas.
Berdasarkan data 2019, menurut perhitungan UMKM Indonesia, meski
secara keseluruhan total pendapatan usaha mikro mencapai Rp 4.727 triliun
(34,12% PDB), namun rata-rata pendapatan usaha mikro jauh tertinggal
dibandingkan kelompok usaha lainnya. Dengan jumlah unit usaha 62,1 juta,
rata-rata pendapatan per unit usaha mikro hanya sekitar Rp 76,126 juta per
tahun, sementara beban yang harus dipikul sangat besar yaitu menampung
109,8 juta orang tenaga kerja atau 89% dari total tenaga kerja.
Kondisi tersebut jauh berbeda dengan kelompok usaha lainnya. Kelompok
usaha besar misalnya, dengan jumlahnya hanya 5.469 unit mereka mampu
menghasilkan total pendapatan RP 5.136 triliun (37,07% PDB), sehingga
rata-rata pendapatan usaha per unit Rp 940.689 miiar per tahun. Sementara
beban yang ditanggung kecil, hanya sekitar 3,8 juta pekerja atau 3,07% total
tenaga kerja.
Pendapatan Berdasarkan Kelompok Usaha
Unit Usaha Pendapatan Usaha
Kelompok
Usaha Jumlah (unit) Persentase Total Persentase Rata-Rata (Rp
(Rp triliun) PDB juta)
Usaha Mikro 62.106.900 98,70 4.727 34,12 76,126
Usaha Kecil 757.090 1,20 1.234 8,91 1.639,202
Usaha 58.627 0,11 1.742 12,57 29.720,777
Menengah
Usaha Besar 5.460 0,01 5.136 37,07 940.699,633
Sumber: UMKM Indonesia, 2020
Untuk usaha kecil, jumlahnya mencapai 757.090 unit, menampung 5,93
juta tenaga kerja atau 4,81% dari total tenaga kerja. Total pendapatan usaha
Rp 1.234 triliun (8,91% PDB) atau rata-rata per unit Rp 1,630 miliar per tahun.
Sedangkan kelompok usaha menengah, jumlahnya 58.627 unit, menampung
3,79 juta tenaga kerja atau 3,07% total tenaga kerja. Total pendapatan usaha
per unit Rp 1.742 triliun (12,57% PDB), sehingga rata-rata pendapatan
usahanya Rp 29,720 miliar per tahun.
26