Page 69 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN EDISI KE-2
P. 69

KIPRAH TAHUN KEDUA WAKIL KETUA DPR/KORINBANG DR. (H.C.) RACHMAT GOBEL
                    Kesenjangan Wilayah
                       Selain percepatan pertumbuhan  ekonomi daerah, menurut Rachmat
                    Gobel, tantangan terbesar lainnya dalam pembangunan ekonomi nasional
                    adalah  mengatasi kesenjangan antarwilayah  yang masih  sangat tinggi.
                    Kondisi ini terutama dirasakan oleh kawasan Indonesia Timur.  Dalam hal
                    ini, prakarsa Pemda dalam mengurangi kesenjangan di masing-masing
                    daerahnya menjadi sangat penting.
                       Terkait kondisi itu, Rachmat Gobel mengakui, ia memberi perhatian
                    lebih terhadap masalah yang dihadapi Indonesia Timur. Ini bukan karena
                    ia berasal dari kawasan Timur, tapi data menunjukan  kawasan ini jauh
                    tertinggal.  Menurut Kementerian Desa,  Pembangunan Daerah Tertinggal,
                    dan  Transmigrasi (Kemendes PDTT),  sebanyak 84% dari  sebaran daerah
                    tertinggal berada di Indonesia Timur. Dari total 122 daerah tertinggal pada
                    tingkat kabupaten, 102 di antaranya berada di Indonesia Timur, hanya 20
                    daerah tertinggal saja yang ada di Indonesia bagian Barat dan Tengah.
                       Menurut data BPS, lima daerah termiskin di Indonesia semuanya berasal
                    dari Indonesia Timur yaitu provinsi Papua dengan angka kemiskinan 26,8%,
                    Papua Barat 21,7%, NTT 21,12%, Maluku 17,99% dan Gorontalo 15,59%.
                       “Jadi bisa dibayangkan kesenjangan pembangunan ekonomi Indonesia.
                    Inilah  yang  membuat  saya  lebih  banyak  melakukan  kunjungan  kerja  ke
                    wilayah timur, jadi bukan karena semata daerah pemilihan (Dapil) saya di
                    provinsi Gorontalo,” kata Rachmat Gobel.
                       Ia juga menyoroti, perlunya upaya pemerintah daerah dalam
                    meningkatkan soliditas dengan kebijakan fiskal pemerintah pusat. Dari segi
                    anggaran, dana yang dialokasikan pemerintah pusat untuk pembangunan
                    daerah cukup besar. Lebih dari 25% dana APBN dialokasikan untuk transfer
                    ke Daerah dan Dana Desa (TKDD). Pada APBN 2021 misalnya, dari Rp 2.750
                    triliun  belanja  pemerintah  pusat,  sebesar Rp  795,48 triliun  di  antaranya
                    dialokasikan untuk TKDD.
                       Sayangnya, realisasi dan penyerapan dana APBD sering kali lambat
                    sehingga  banyak  dana  Pemda  yang  mengganggur dan  hanya  disimpan  di
                    bank. Sebagai gambaran, menurut Kementerian Keuangan, per Oktober
                    2021, ada sekitar Rp 226 triliun dana APBD yang belum diserap dan di tempat
                    di bank.
                       “Hal seperti ini  harus dihindari  karena akan berdampak  pada
                    pertumbuhan  ekonomi  daerah  dan  nasional.   Dalam  upaya  mendorong
                    percepatan pemulihan dan pertumbuhan ekonomi, Pemda seharusnya tidak
                    menunda-nunda penyerapan dana APBD” kata Rachmat Gobel. (*)




                                                       51
   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73   74