Page 40 - BUKU MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
P. 40

MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOL USI

                UMKM dan korporasi yang kemudian ikut berdampak pada
                pemerataan kesejahteraan.
                   “Pemberdayaan UMKM, terutama  bagi  usaha  mikro dan
                kecil, tidak bisa hanya bantuan modal, tapi juga harus pada
                akses terhadap teknologi agar mereka bisa masuk ke bidang
                usaha bernilai tambah tinggi. Konsep dan pola pemberdayaan
                harus  berubah  selaras dengan  tantangan  saat  ini  dan  ke
                depan,” kata Rachmat Gobel
                   Begitu  juga  dengan kualitas sumber  daya manusia.  Di
                bidang ini Indonesia masih kalah jauh dibandingkan sejumlah
                negara. Menurut Asia Productivity Organization (APO) indeks
                produktivitas tenaga kerja asal Indonesia  berdasarkan jumlah
                jam kerja baru sekitar 1,30 atau kalah jauh dengan Thailand
                dan Vietnam yang masing-masing sebesar 1,45 dan 1,50,  yang
                mana kedua negara ini adalah saingan berat Indonesia dalam
                menggalang investasi global.
                   Rendahnya indeks tersebut antara lain karena sekitar 60
                persen dari tenaga kerja berada di sektor informal, dengan
                tingkat  pendidikan  rata-rata  SD  dan  SMP. Selain  membuat
                daya saing rendah, kondisi ini juga berdampak luas terhadap
                ketimpangan pendapatan per kapita, apalagi kesiapan
                Indonesia memasuki era industri 4.0.
                   Berdasarkan riset Credit  Suisse, lembaga  keuangan dari
                Swiss,  ketimpangan  kekayaan  di  Indonesia menduduki
                ranking ke 4, dimana 1 persen penduduk terkaya menguasai
                49,3 persen kekayaan nasional. Indonesia terburuk setelah
                Rusia, India dan Thailand.  Jika dinaikkan menjadi 10 persen,
                kelompok ini menguasai 75,7 persen kekayaan nasional.
                Sementara itu berdasarkan Gini Ratio, menurut BPS, indeks
                ketimpangan Indonesia 0,381, masih jauh dari target 0,36.
                   “Ketimpangan yang terjadi  akan menjadi suatu masalah
                serius dalam  sistem  perekonomian  dalam  negeri  sehingga
                harus  segera  diselesaikan. Oleh  karena itu,  ekonomi


                18
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45