Page 23 - MAJALAH 215
P. 23

LEGISLASI







            pemenuhan untuk mendapatkan         KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SUMBER SAMPAH
            kualitas lingkungan hidup yang
            lebih baik merupakan hak dasar                 Lain: 182.289865 (3.55%)
                                                     Kawasan: 334.446389 (6.52%)
            warga yang harus dipenuhi negara.   Fasilitas Publik: 350.064457 (6.82%)
            Sebabnya, UU Pengelolaan Sampah
            Nomor 18 Tahun 2008 merupakan                                              Rumah Tangga: 2092.359809 (40.78%)
            turunan teknis dari upaya negara     Pasar: 819.524778 (15.97%)
            untuk memenuhi hak terrsebut
                                                                                                       Rumah Tangga
            sebagaimana amanat Pasal 28H ayat                                                          Perniagaan
            (1) UUD NRI Tahun 1945.                                                                    Perkantoran
                                                                                                       Pasar
               Namun, DPR menilai regulasi         Perniagaan: 1001.206790 (19.51%)  Perkantoran: 351.489764 (6.85%)  Fasilitas Publik
            tersebut perlu segera direvisi guna                                                        Kawasan
                                                Data diambil dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK Tahun 2021  Lain
            mengikuti perkembangan zaman,
            khususnya, sejauh mana regulasi
            tersebut adaptif dan efektif untuk   agregasi alokasi APBD tertinggi   tombak dan kolaborator bersama
            mengatur persoalan sampah yang    untuk mengalokasikan anggaran    pemerintah menangani persoalan
            kian meningkat belakangan ini.    penanganan sampah pada Tahun     tersebut. Kunci dari pemberdayaan
            “Bahkan, tidak hanya di perkotaan, di   Anggaran 2022.             masyarakat adalah lahirnya partisipasi
            beberapa daerah sampah juga telah    Tiga provinsi tersebut adalah   publik. Sehingga, tanpa intervensi dari
            menjadi faktor pendorong terjadinya   Jawa Barat, Jawa Timur, dan   negara pun, masyarakat sudah secara
            bencana alam,” ujar Wakil Ketua   Banten. “Karena itu, kami dari Baleg   mandiri mengelola sampahnya mulai
            Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Abdul   mengimbau kepada pemerintah   dari rumah tangganya masing-masing.
            Wahid.                            daerah, kota, dan kabupaten serta   “Namun, dalam UU pengelolaan
               Politisi PKB tersebut menilai   provinsi ini untuk menganggarkan   sampah yang ada saat ini belum
            UU yang berusia sudah lebih       dalam APBD-nya itu minimal satu   mengatur edukasi atau partisipasi
            dari 14 tahun itu belum memadai   persen dari kekuatan pagu dan PAD.   publik dalam mengatur dan
            untuk adaptasi teknologi modern   Sehingga, persoalan sampah itu   mengatasi persoalan sampah.
            pengolahan sampah. Padahal,       tertangani,” ujar Ibnu. Earmarking   Karena itu, perlu ada perbaikan
            selain untuk menjadi sumber       anggaran ini perlu dilakukan juga   secara substansi pada beberapa
            kelestarian lingkungan dengan     sebagai upaya untuk mengedukasi   pasal di UU tersebut,” ujar Nyoman.
            menjadi produk pupuk, sampah      masyarakat dalam pemilahan sampah   Jika partisipasi masyarakat telah
            bisa dimanfaatkan untutk menjadi   sejak dari rumah (hulu).        terbangun, maka perlu dibarengi pula
            Pembangkit Listrik Tenaga Sampah     Ditambahkan Anggota Baleg DPR   dengan kolaborasi antarkementerian/
            (PLTSa) sebagai salah satu sumber   RI lainnya, Darori Wonodipuro bahwa   lembaga untuk menangani masalah
            Energi Baru Terbarukan (EBT). “Oleh   sebagian masyarakat perlu edukasi   sampah ini.
            karenanya, pengolahan sampah      karena belum paham mengenai         Sebab, menurut Anggota Baleg
            harus lebih modern. Kita juga tidak   pengelolaan sampah secara mandiri.   DPR RI Desy Ratnasari tata kelola
            boleh mengolah sampah secara      “Karena belum bisa membedakan tiga   sampah bukan hanya tanggung jawab
            konvensional,” tambahnya.         jenis sampah. Ada sampah organik,   Kementerian Lingkungan Hidup dan
                                              sampah plastik, dan sampah (limbah)   Kehutanan (KLHK) saja. Melainkan
            Keberpihakan                      Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Ini   juga institusi negara lain, seperti
            Anggaran                          yang perlu penjelasan karena sangat   Badann Riset dan Inovasi Nasional
                                              membahayakan bagi masyarakat,”   (BRIN) maupun Kementerian BUMN.
               Tantangan lain adalah mengenai   jelas Darori.                     “BRIN juga bisa mengembangkan
            kapasitas anggaran dalam                                           hal yang dapat memacu timbulan
            pembiayaan. Sebabnya, menurut     Human Sentris                    sampah itu untuk termanfaatkan
            Anggota Baleg DPR RI Ibnu Multazam,                                dengan baik. PLN bisa memanfaatkan
            teknologi pengolahan sampah          Itulah sebabnya diperlukan    sejumlah hasil biogas untuk dijadikan
            modern memerlukan anggaran        kebijakan penanganan sampah yang   energi listrik. Karena itu, mulai dari
            yang tidak sedikit. Data dari Sistem   menjadikan masyarakat sebagai   masyarakat, pemerintah, hingga
            Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD)   subjek. Anggota Baleg DPR RI, I   semuanya harus bisa bersinergi
            Kemdagri menjelaskan sebanyak     Nyoman Parta, menilai masyarakat   memberikan jalan keluar dari masalah
            tiga provinsi yang telah memiliki   perlu ditempatkan sebagai ujung   sampah,” ujar Desy. lrdn



                                                                          TH. 2022      EDISI 215      PARLEMENTARIA        23
   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28