Page 25 - MAJALAH 206
P. 25
LEGISLASI
merusak saraf dan daya ingat, odema menjelaskan, meskipun RUU ini tetap
otak, sirosis hati, dan sebagainya. Dari “ADAPUN MASALAH memiliki redaksi judul ‘Larangan
sisi sosial, pengaruh minol juga dapat MABUKNYA SEBAGAI Minuman Beralkohol’, tetap tidak
mengganggu ketertiban keamanan akan mengganggu terhadap proses
hingga menjurus tindak pidana kriminal AKIBAT KARENA perekonomian UMKM Arak Bali.
berat. Justru distribusi dan produksi yang
MINOL YANG
dilakukan akan semakin mendapatkan
NOMENKLATUR LARANGAN DAN DISALAHGUNAKAN perlindungan, tidak menjadi barang
PENGATURAN oplosan dan ilegal.
Meskipun demikian, di beberapa JANGAN SAMPAI “Misalnya, tentang pemasaran
daerah tertentu, penggunaan minol JUSTRU DIJADIKAN minuman-minuman keras atau
lekat dengan ragam budaya dan Arak lokal itu kan nanti tidak bisa di
adat-istiadat yang dikonsumsi dalam ALASAN UNTUK sembarang tempat, harus berizin, dan
kehidupan sehari-hari. Minol digunakan MENUTUP USAHA hotel misalnya harus yang bintang
sebagai bagian dari upacara dalam ada lima. Sehingga, para penggunanya itu
budaya, kebiasaan turun-temurun, atau PERAJIN ARAK. memang harus orang-orang yang sadar
bahkan menjadi minuman utama untuk ARAK BALI TAK akan penggunaannya sehingga tidak
menjaga stamina. Bahkan, minol dalam membahayakan,” ujar Bukhori saat
kaitannya dengan adat tradisional ini HANYA DIJADIKAN dihubungi Parlementaria.
dapat menjadi daya tarik wisata bagi Di sisi lain, adanya RUU Larangan
wisatawan, baik domestik maupun SEBAGAI MINUMAN Minuman Beralkohol ini dinilai juga
internasional di kawasan pariwisata. BERALKOHOL akan menaikkan aktivitas eksportasi
Karena terkait dengan sektor dan menekan importasi minuman
pariwisata itulah maka RUU Minol TRADISIONAL, beralkohol. Dengan cara memberikan
juga dirancang tidak sekadar untuk TETAPI JUGA BAGIAN insentif produk olahan minuman
melindungi aspek kesehatan individual alkohol untuk ekspor setinggi mungkin,
maupun kemaslahatan sosial, tetapi DARI SARANA dan pemberian cukai impor tinggi pula
juga untuk melindungi kesejahteraan PERSEMBAHYANGAN” untuk produk importasinya.
ekonomi, baik terkait sektor UMKM “Seperti Maroko yang pernah
maupun ekspor-impor minuman keras saya kunjungi, dia memiliki anggur
tersebut. Anggota Baleg DPR RI Nyoman Parta. Foto: Oji/Man yang sangat bagus. Kalau anggur itu,
Anggota Baleg DPR RI dari Fraksi PDI diekspor dalam bentuk anggur saja
Perjuangan Nyoman Parta menjelaskan sangat mahal cukainya. Tetapi, ketika
substansi dari RUU ini adalah juga anggur itu diekspor dalam bentuk
menyangkut bagaimana membangun minuman beralkohol maka cukainya
perekonomian masyarakat, di murah sehingga membatasi konsumsi
antaranya dengan mengatur produksi, domestik. Sehingga satu sisi ekonomi
penjualan hingga peredaran minol agar itu kita tidak terganggu dan aspek
sesuai sasaran dan tidak menimbulkan keamanannya kita lebih nyaman,”
gangguan pada ketertiban masyarakat. tambah Bukhori.
“Adapun masalah mabuknya Meskipun demikian, Baleg DPR RI
sebagai akibat karena minol yang menegaskan sejauh ini DPR RI masih
disalahgunakan jangan sampai justru menyerap aspirasi untuk penentuan
dijadikan alasan untuk menutup usaha nomenklatur judul yang tepat. Apakah
perajin arak. Arak Bali tak hanya judul tersebut masih tetap gunakan
dijadikan sebagai minuman beralkohol nomenklatur Larangan Minuman
tradisional, tetapi juga bagian dari di Kabupaten Karangasem, jamak Beralkohol, Pengendalian, atau
sarana persembahyangan,” jelas memiliki tanaman pohon kelapa, lontar, Penanganan tentang Masalah Minol.
Nyoman. serta enau yang secara turun-temurun “Jadi ini yang masih jadi persoalan.
Diketahui, Provinsi Bali kerap dibudidayakan sebagai bahan dasar Kita semua berharap di periode ini
menjadikan Arak Bali sebagai pembuatan arak Bali tersebut. RUU ini bisa selesai. Karena kita semua
minuman tradisional serta sarana Sementara itu, Anggota Fraksi berkepentingan terhadapnya,” tutup
persembahyangan. Bali, khususnya PKS DPR RI Bukhori Yusuf juga Bukhori. l rdn/es
TH. 2022 EDISI 206 PARLEMENTARIA 25