Page 73 - MAJALAH 101
P. 73

elihat para siswanya berlatih modeling,  memberikan ASI (Air Susu Ibu). Dari sanalah kemudian
                           membalikkan  ingatan  Zeti  ketika  ia didaulat menjadi Duta ASI pada tahun 2005.
                           pertama kali ia mengenal dan akhirnya
                           terjun  ke  dunia  modeling  hingga   “Saya gak berusaha mengarahkan anak­anak saya
              Msekarang.  Masih  diingat  Zeti,  sekitar  untuk menjadi apa yang saya mau, saya menyerahkan
            tahun 1988 ketika ia pertama kalinya menginjakan kaki  ke mereka semua untuk memilih bidang pekerjaan
            di ibukota tercinta ini. Zeti yang ketika itu masih duduk  yang mereka suka, sebagai orangtua kami hanya bisa
            di  bangku  kelas  1  SMA  memiliki  postur  tubuh  tinggi  mengawasinya,” jelas wanita kelahiran Lampung, 4
            langsing tiba­tiba diajak oleh salah seorang rekannya  September 1974 ini.
            untuk masuk ke sekolah modeling yang dibentuk oleh
            Oki Asokawati. Awalnya Zeti enggan untuk mengikuti
            ajakan tersebut, maklum ketika itu Zeti terbilang gadis
            tomboy yang sangat menggemari olahraga Basket.

              Suatu hari Zeti tak kuasa menolak rayuan rekannya
            tersebut, terlebih lagi keluarga juga mendukung rencana
            tersebut. “Tidak ada salahnya untuk mencoba. Kalau toh
            tidak enjoy dengan dunia tersebut, ya tinggal berhenti
            saja,” begitu pikir Zeti ketika itu. Minggu­minggu pertama
            menjajaki latihan sebagai seorang model diakui Zeti
            lumayan berat dan melelahkan. Namun ketika itu tanpa
            disangka dirinya terpilih untuk berlenggok langsung di
            atas catwalk dalam sebuah peragaan busana disainer
            ternama, Zeti merasa inilah awal pembuktian dirinya
            sebagai seorang model profesional.

              Tak dinyana, first show Zeti sukses, dan dapat diduga
            itulah titik awal Zeti bergelut dalam dunia entertaiment
            secara keseluruhan. Zeti menjadi “ketagihan” untuk
            terus berlenggok di atas catwalk. Show demi show pun
            ia lakoninya, hingga kemudian ia masuk dalam deretan
            peragawati papan atas.
              Tidak puas hanya menjadi peragawati papan atas, Zeti   Bicara Tentang Politik
            pun menjajaki dunia akting. Ia bermain dalam sebuah
            Film Televisi (FTV) yang berjudul “Ajari aku cinta” disusul   Cantik, Smart dan Low Profile plus sukses di dunia
            dengan sinetron “Romantika” dan sinetron­sinetron  karir dan keluarga membuat Arzeti menjadi “incaran”
            lainnya. Bahkan ia pun pernah ikut mendukung film  beberapa partai politik yang ingin meminangnya menjadi
            yang diilhami oleh Bom Bali yang bertajuk Angels Cry.     kadernya. Bahkan beberapa waktu yang lalu sempat
                                                               tersiar kabar salah satu Parpol telah resmi meminang
              Aktivitas Zeti pun bertambah ketika ia dipercaya  isteri dari Aditya Setiawan Wicaksono. Bahkan Parpol
            membawai beberapa tayangan televisi, seperti tayangan  tersebut juga sempat mencalonkan Arzeti untuk maju
            horror Percaya Nggak Percaya hingga kini setiap pagi  menjadi calon Wakil Gubernur Lampung.
            wajah Zeti terlihat menjadi presenter Coffee Break
            di TV One. Terakhir, wanita berdarah Minangkabau     “Politik merupakan dunia baru bagiku, untuk itu aku
            ini bersama rekannya Jamal Hasan mendirikan Zema  belum mau bicara dulu, karena masih harus dipikir ulang
            Modelling and Artist Management untuk menulari  dan lebih dalam lagi,” jelas pemilik tinggi badan 175 cm
            ilmunya di dunia entertainment. Hingga kini Zema  dan berat 57 kg ini.
            Modelling telah ada di tiga kota di Indonesia, Bandung,
            Cirebon dan Jakarta.                                 Namun  Zeti  tidak  memungkiri  bahwa  sebagai
                                                               warga Negara yang baik dirinya ingin sekali berbuat
              Meski  telah  mencetak  banyak  artis  baru  seperti  lebih banyak lagi untuk bangsa dan Negara. Bahkan
            Kholidi Asadil Alam yang terkenal lewat film layar lebar  dikatakannya saat ini masyarakat dan Negara Indonesia
            bertajuk Ketika Cinta Bertasbih, Kiki Farel, Fendy Cho,  sangat membutuhkan pemimpin­pemimpin yang down
            Greta, Pamella dan beberapa artis muda lainnya, namun  to earth. Pemimpin yang tidak hanya bisa bicara dalam
            Zeti mengaku enggan mengarahkan ketiga putra­putri  rapat­rapat politik, melainkan pemimpin yang mau
            kandungnya, Bagas Wicaksono Rahadi, Dimas Aryo  langsung terjun ke masyarakat, melihat dan mendengar
            Baskoro Rahadi Setiawan, dan Gendis Setiawan untuk
            ikut terjun ke dunia hiburan. Demi anak Arzeti rela untuk


                                                                                PARLEMENTARIA  EDISI 101 TH. XLIII, 2013  73
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78