Page 57 - MAJALAH 212
P. 57

SORO T AN







            di luar negeri. Seperti halnya di   yang dijanjikan para calon,” papar
            Amerika Serikat, dan banyak negara   Guspardi dalam keterangan
            lain yang menjadikan kampus sebagai   persnya kepada Parlementaria,
            tempat debat para peserta. Oleh   penghujung Juli lalu.
            karena itu, gagasan untuk menjadikan   Meski demikian, pelaksanaan
            kampus sebagai tempat kampanye    kampanye di kampus harus
            adalah gagasan ideal untuk        bebas intervensi. Terutama pihak
            meningkatkan partisipasi publik   kampus dan pemerintah jangan
            dalam Pemilu, khususnya di kalangan   sampai melakukan intervensi.
            civitas akademika.                Pasalnya rektor diangkat oleh
               Hanya saja, gagasan kampanye di   menteri, sementara menteri adalah
            kampus diwanti-wanti sejumlah pihak   pembantu presiden. Nantinya,
            agar jangan sampai menimbulkan    presiden melakukan intervensi.
            polemik dan memicu konflik. Perlu   Akibatnya, hanya partai tertentu
            regulasi tentang kampanye Pemilu di   yang bisa berkampanye di kampus.
            kampus agar melalui PKPU dengan   Hal itu tentu menimbulkan
            memuat peraturan yang lebih detail   ketidakadilan bagi peserta pemilu
            seperti misalnya bentuk kampanye   lain. Dengan kata lain, wacana
            yang dialogis, jumlah massa, dan   kampanye di kampus jangan
            aturan teknis lain yang diperlukan,   sampai menimbulkan dinamika dan
            agar kampanye di kampus perguruan   keruwetan.                                                    FOTO: RUNI/MAN
            tinggi sesuai dengan harapan.
               Wacana tersebut pun disorot oleh   TIDAK BOLEH
            Komisi II DPR RI yang menilai wacana   NEGATIVE CAMPAIGN
            kampanye di kampus perlu diatur
            dengan ketentuan dan mekanisme       Anggota Komisi II DPR RI
            yang komprehensif. Hal itu untuk   Rifqinizamy Karsayuda mendukung   Tidak boleh berisi
            memberikan kesetaraan, ruang      gagasan pemilu di kampus. Ia       kampanye hitam dan
            dan kesempatan yang sama bagi     menggarisbawahi kalau kampanye     negatif yang berisi
            seluruh peserta pemilu. Sehingga   tidak boleh berisi kampanye negatif
            tidak menimbulkan konflik ke depan   (negative campaign). Adapun     ujaran kebencian dan
            dan diharapkan dapat menciptakan   syarat berikutnya, tidak boleh    fitnah.
            kampanye yang lebih berkualitas   menegasikan empat prinsip dasar
            karena masuk di kalangan akademisi.  berbangsa dan bernegara yaitu    Rifqinizamy Karsayuda
               Dengan kata lain, kampus bisa   Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,     Anggota Komisi II DPR RI
            menjadi wahana baik untuk menguji   Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI
            kapasitas seorang calon legislatif.   “Saya sebagai Anggota Komisi   antara kampus dan calon pengambil
            Selain itu, edukasi politik bisa   II DPR RI menyambut baik ide KPU   kebijakan yaitu peserta Pemilu.
            dilakukan secara berkesinambungan   tersebut. Namun, harus memuat     Ide kampanye di kampus
            termasuk di dalam kampus. Sehingga   sejumlah syarat, salah satunya tidak   diingatkan harus menyesuaikan
            memantik kesadaran generasi muda   boleh berisi kampanye hitam dan   dengan norma yang ada dalam
            untuk melek politik dan mendorong   negatif yang berisi ujaran kebencian   Undang-Undang Nomor 7 Tahun
            partisipasi langsung dalam konteks   dan fitnah,” ujar Rifqinizamy kepada   2017 tentang Pemilu, peraturan
            demokrasi.                        Parlementaria.                   KPU (PKPU), dan peraturan Bawaslu
               “Wacana kampanye di kampus        Kampanye bagi peserta pemilu   (Perbawaslu). Rifqi mengungkapkan,
            bisa menjadi media edukasi dan ajang   di kampus disebut merupakan   Komisi II DPR akan membahas ide
            adu gagasan dalam menyampaikan    cara mendewasakan peradaban      kampanye di kampus tersebut
            visi dan misi di hadapan civitas   politik bangsa Indonesia. Selama   dengan penyelenggara pemilu
            akademika. Para kontestan dapat   ini kampus menjadi episentrum    dan pemerintah setelah masa
            diuji kemampuan intelektualitasnya.   demokrasi yang merasa berjarak   reses berakhir atau pada Masa
            Sebab, warga kampus termasuk      dengan pengambil keputusan. Oleh   Persidangan I Tahun Sidang 2022—
            kelompok kritis sehingga bisa     karena itu, kampanye adalah sarana   2023 mulai pertengahan bulan
            menguji kualitas ataupun program   untuk membangun sarana dialogis   Agustus 2022. lpun/es



                                                                          TH. 2022      EDISI 212      PARLEMENTARIA        57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62