Page 54 - MAJALAH 148
P. 54

SOROTAN





                    Pro - Kontra MoU


                    Polri, Kejagung


                    dan KPK









            Di penghujung bulan Maret 2017 lalu, tiga lembaga penegak
            hukum,  Polri, Kejaksaan dan KPK memperbaharui nota
            kesepahaman antar ketiganya. Khususnya  yang terkait
            penegakan hukum  dalam tindak pidana korupsi.  MoU
            (memorandum  of Understanding) yang sejatinya sudah
            berakhir pada 2016 silam ini sempat menimbulkan pro dan
            kontra dari berbagai pihak, tak terkecuali dari DPR RI.



            Sebuah Langkah Positif              Erma mencontohkan kasus BLBI
               Anggota Komisi III DPR RI Erma   (Bantuan Likuidasi Bank Indonesia) yang
            Suryani Ranik misalnya termasuk salah   menyeret nama mantan Ketua BPPN
            satu pihak yang melihat MoU tersebut   (badan penyehatan perbankan nasional)
            sebagai sebuah langkah positif yang telah   Syarifudin Tumenggung. Ketika kasus
            dilakukan  ketiga mitra kerjanya tersebut.   tersebut ditangani kejaksaan jelas
            Ia menilai ada sebuah niat yang baik dari   dinyatakan bahwa kasus tersebut tidak
            ketiga lembaga penegak hukum tersebut   termasuk tipikor. Namun ketika KPK
            untuk bersinergi dalam pemberantasan   masuk dan menangani kasus tersebut
            korupsi.                          malah sebaliknya. KPK menyatakan ada
               Pasalnya dalam salah satu pasal   sebuah tipikor dalam kasus BLBI.
            tercantum sebuah kesepakatan perihal   Bahkan menurut Politisi dari Fraksi                        Foto: Arief/iw
            Surat  Pemberitahuan  Dimulainya  Partai Demokrat ini, MoU tersebut juga
            Penyidikan (SPDP) berbasis elektronik   bisa saling memacu kinerja satu sama   Anggota Komisi III DPR Erma Suryani Ranik
            atau online.  Hal ini akan  memudahkan   lain antar lembaga dalam pemberantasan
            pencarian informasi dan data terkait   tindak pidana korupsi. Pasalnya, tidak   dari mitra kerjanya khususnya dalam
            penanganan tipikor di seluruh Indonesia.   dapat dipungkiri selama ini masyarakat   penanganan tipikor di daerah-daerah.
               “Saya melihat ini langkah positif   kerap menganggap KPK menjadi   Adanya sebuah klausul dalam MoU
            dari ketiga lembaga tersebut. Akan ada   lembaga teratas dalam pemberantasan   tersebut yang mewajibkan lembaga
            semacam e-Filling untuk setiap kasus   tipikor.  Sementara  Polri  dan  kejaksaan   penegak hukum untuk memberitahu
            tipikor (tindak pidana korupsi) yang   berada dibelakangnya.       pimpinan dari personil lembaga penegak
            tengah disidik teman-teman di Kejaksaan,   Politisi dari Fraksi Partai Demokrat   hukum lainnya yang akan diperiksa
            Kepolisian dan KPK. Sehingga setiap   ini juga berharap agar pelaksanaan MoU   dalam kasus Tipikor. Untuk hal tersebut
            terduga atau tersangka, ataupun saksi   itu bisa dilaksanakan di setiap daerah.   Erma  meyakini bukan sebuah bentuk
            bisa melacak sejauh mana proses hukum   Dengan demikian bisa memantau   “keistimewaan”. Pemberitahuan tersebut
            yang sudah dilaluinya,” ujar Erma.   bagaimana  perkembangan  kinerja  merupakan hal yang wajar, sebagaimana


            54  |
            54  | PARLEMENTARIA n Edisi : 148 TH. XLVII 2017PARLEMENTARIA n Edisi : 148 TH. XLVII 2017
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59