Page 33 - MAJALAH 207
P. 33
PR OFIL
Hari menjelang siang, saat Parlementaria diterima bulan, mengenalkan dia pada “orang-
dengan hangat oleh Johan Budi di 403, Gedung orang besar” lewat bacaan.
Nusantara 1 Lantai 4. Sungguh kesan yang berbeda Jangan bayangkan berapa banyak
dari citra poker face yang kerap disematkan padanya, organisasi yang ia ikuti saat menjadi
mahasiswa. Ia mengaku hanya
terlebih kala masih aktif wara-wiri di media menjadi bergabung dengan ikatan mahasiswa,
juru bicara. Meski begitu, suara tegas yang khas seolah majalah kampus dan klub radio di
tak hilang dari pria berbadan tegap ini. fakultas teknik. Dua yang terakhir ini
kemudian memiliki keterkaitan dengan
pekerjaan yang ia geluti selama belasan
tahun.
Ya silakan, duh bulan puasa Lulus dari kampus, Johan sempat
sih jadi nggak bisa nawarin,” Tapi bandel saya bukan yang mabok, mencicipi posisi sebagai peneliti di
ujarnya sedikit berkelakar itu tadi main motor itu. Naik motor, Lembaga Minyak dan Gas Bumi (saat
mempersilakan duduk sambil Balapan. Itu saya suka!” sambil sedikit ini- BLU PPPTMGB “LEMIGAS”). Profesi
“menunjuk pada air mineral terkikik Johan menggambarkan betapa yang sejalan dengan keilmuan yang
yang tersedia di atas meja. orangtuanya tak percaya dengan dipelajarinya selama bertahun-tahun.
Johan Budi bercerita secara singkat pencapaiannya. Karirnya di lembaga ini tak panjang, tak
tentang 56 tahun kehidupannya, sampai 2 tahun. Kegemarannya menulis
khususnya di 16 tahun terakhir yang JAKET KUNING DUNIA TEKNIK
membuat dirinya dikenal masyarakat Johan sendiri mengaku sebenarnya
hingga kemudian berlabuh ke Senayan. kala itu, ia pun sempat tak yakin bisa
Semua terangkum hanya dalam satu menembus Universitas Indonesia
jam bincang santai di awal bulan meski sadar menjadikan jurusan Gas
Ramadan itu. Berbeda dari tokoh dan Petrokimia di Fakultas Teknik UI
lainnya, tak mudah mencari kisah masa sebagai pilihan pertamanya dalam
kecil seorang Johan Budi di portal-portal Sipenmaru tahun 1985. Hasil yang
berita. ditunggu selama 2 bulan itu kemudian
“Jadi, saya dilahirkan di sebuah desa, mengubah status Johan dari anak desa
di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. menjadi anak rantau, lakon yang dijalani
Saya lahir dari seorang ibu rumah hingga saat ini.
tangga biasa kemudian ayah saya Saat itu, semua yang ia pilih dalam
pegawai negeri dulu. Pensiun pegawai Sipenmaru berkaitan dengan teknik, tak
negeri,” ungkapnya secara lugas saat ada yang bersinggungan dengan ilmu
membuka cerita tentang kehidupan komunikasi, tidak pula politik.
pribadinya Dunia kampus tak hanya
Memiliki nama lengkap Johan Budi memberinya ilmu tentang purifikasi
Sapto Pribowo, pria kelahiran 29 Januari bahan bakar fosil dan hal teknis
1966 ini menghabiskan masa kecilnya di lain yang diajarkan di dalam
Mojokerto, Jawa Timur hingga akhirnya kelas. Lebih jauh dari itu, justru
lulus dari SMAN 1 Sooko dan hijrah ke kemampuan menulis dan
Jakarta untuk melanjutkan pendidikan. berbicara dari bapak dua anak
Baginya, sosok Johan saat remaja ini diasah di fase ini.
termasuk yang cukup nakal dan suka Ketertarikannya di
dengan hal-hal yang memicu adrenalin. dunia tulis-menulis
Tak ayal, banyak yang tak menyangka berangkat dari
ia bisa melenggang ke kampus berjaket kegemarannya membaca
kuning kebanggaan Ibu Kota. buku, autobiografi
“Bapak saya tuh bangga banget. adalah pilihan utamanya.
Saya dianggap nakal dulu, kan sering Si anak rantau ini berusaha
balapan (motor). Saya tuh jarang belajar, menyisihkan uang yang
senengnya naik motor, balapan. Ayah didapat dari beasiswa
saya tuh bener-bener surprised betul. untuk membeli buku setiap
TH. 2022 EDISI 207 PARLEMENTARIA 33