Page 35 - MAJALAH 207
P. 35
PR OFIL
kinerja pemerintahan, kini ia sadari
masuk ke dalam lingkar pemerintahan KEMEJA DAN GELAS DARI IBU
itu sendiri. Terhitung, jabatan stafsus “Kamu saya beliin baju batik soalnya saya lihat kamu nggak pernah ganti
tersebut diembannya pada awal Januari bajunya” Johan menirukan seraya menerjemahkan ucapan sang ibu yang saat itu
2016 hingga Oktober 2019. Ia memilih disampaikan dalam Bahasa Jawa.
untuk mengalir saja, tanpa sedikitpun Kisah dua lembar kemeja batik itu membawa Johan pada cerita beberapa tahun
terlintas akan masuk di ranah eksekutif. yang lalu saat ia masih wara-wiri di layar kaca sebagai juru bicara KPK. Menurut
“Saya ke (stafsus) Pak jokowi juga sang ibu, pakaian Johan terlalu sering berulang, sehingga beliau pun berinisiatif
nggak by design. Kepikiran ke Pak membeli beberapa helai kemeja untuk sang anak.
Jokowi juga tidak. Saya kan sama Pak “Tapi saya dulu memang baju batiknya sedikit,” ungkap Johan sambil tertawa.
Jokowi juga nggak kenal,” urainya. Anak ke 7 dari 9 bersaudara itu mengaku hingga kini ia masih menyimpan baju
Namun, menjadi jubir KPK, diakuinya, seharga Rp75.000 dan Rp50.000 yang dibeli sang ibu dari uang pensiunan yang
berbeda dengan menjadi jubir istana. diterimanya. Tak hanya itu, Johan juga menyimpan sebuah gelas kaca yang kala
Baginya, menjadi Jubir KPK bisa itu diberikan sebagai bentuk perhatian ibunda.
menentukan banyak hal termasuk kerap “Dikasih sama ibu saya. ‘Ini buat kamu banyak minum’. Perhatian banget ibu saya
kali Pimpinan KPK berdialog dengan itu,” cerita Johan tentang gelas yang selalu ada di meja kerjanya bahkan hingga ia
dirinya. Namun, di lingkaran istana, bertugas di istana.
gaya jubir tersebut berubah. Ia lebih
memilih berbicara ke publik, setelah
Presiden Jokowi bicara. Sehingga, yang
disampaikan adalah murni keinginan istri saya ajak diskusi, tentunya karena dari salah satu media nasional ini, DPR
presiden. ibu saya udah nggak ada. Kalau perlu mengembalikan fungsi utamanya,
masih ada, ibu saya dulu (yang diajak yaitu Penganggaran, Pengawasan, dan
URUNG MUNDUR KARENA IBU diskusi),”ujarnya. . Penyusunan Undang-Undang.
Pergulatan batin tak berhenti sampai Saat itu, Johan mengandaikan jika Ketiga fungsi tersebut harus
itu. Setelah tiga tahun mengabdi, ia harus memilih antara menjadi seorang diselaraskan dengan kebutuhan
merasa perlu untuk mengundurkan Camat atau Bupati, mana yang lebih prioritas masyarakat (anggaran),
diri dari istana. Sayangnya, sang Ibu banyak bermanfaat ke masyarakat. bukan hal yang bersifat pro-kontra
menolaknya. Sebabnya, Sang Ibu Sama halnya dengan menjadi Anggota di masyarakat (penyusunan undang-
menilai Presiden Jokowi adalah orang DPR, banyak hal yang dapat dilakukan. undang), dan terus konsisten untuk
baik, dan perlu didukung dengan tim “Pikiran saya di DPR tuh seperti itu. Bisa mengawasi mitra kerja di masing-
yang baik.. melakukan banyak hal kalau membuat masing komisi terkait (pengawasan).
“Nah, itu saya sampaikan ke ibu undang-undang, membuat peraturan “Dulu kan saya di luar, sekarang kan
saya. Tapi, jawaban itu saya waktu itu kemudian mengawasi pemerintah,” saya pelaku. Ini kan otokritik. Saya ingin
nggak boleh (keluar dari istana). Kata tegasnya. ikut melakukan itu. Bisa atau tidak, yang
ibu, tunggu sampai Pak Jokowi selesai. Meskipun demikian, Anggota penting kan kita melakukan. Saya yakin
Pak Jokowi itu orang baik dia seneng Komisi III DPR RI ini, tak menampik ada yang punya suara seperti saya di DPR
sama kamu. Sehingga saya ditarik gitu,” pandangan berbeda dari masyarakat juga banyak,” jelasnya.
kenangnya menirukan pesan ibu. terhadap dirinya saat sudah beralih Di saat sesi wawancara akan berakhir,
Pasca dialog itu, ia urung undur menjadi politisi. Ada semacam trust Parlementaria sempat bertanya kepada
diri dari istana. Lalu, beberapa bulan yang kurang dibandingkan saat dirinya Johan Budi terkait rencananya setelah
sebelum pendaftaran pencalonan berada di KPK ataupun istana. Bahkan, 2024. Diakuinya secara jujur, ia tak
legislatif di Pemilu 2019, tawaran dari belum melakukan hal apapun, predikat pernah merencanakan apapun karir
PDI-P masuk, Pergulatan batin pun sebagai Anggota DPR itu sudah ada yang dimilikinya. Ia hanya berpikir untuk
kembali terjadi. Tersebab ibunda saat stigma sendiri di masyarakat. Terlepas bagaimana bisa berkontribusi kepada
itu telah wafat, Johan berdiskusi dengan dari kontroversi itu, ia akui juga masyarakat. Selebihnya, ia tidak tahu
anak dan istri sebelum ambil keputusan. masih banyak yang respect dengan bagaimana ke depannya.
Bahkan, dua kali bicara dengan kedudukan sebagai Anggota DPR. “Yang pasti sampai hari ini bagaimana
Presiden Jokowi, ia diminta untuk tidak saya punya kontribusi kebaikan
undur diri dulu dari istana karena sebab DPR DAN PASCA 2024 bersama melalui fungsi sebagai anggota
ingin maju di Pileg 2019. Ada banyak pandangan tersendiri DPR. Kalau 2024 ya nanti aja 2024
“Ketika ditawari itu memang ada darinya tentang DPR. Menurut peraih kamu kesini lagi hahahaha,” ujar Johan
perdebatan di batin. Nah, anak dan penghargaan The Golden Speaker menutupi sesi wawancara. l rdn,uca/es
TH. 2022 EDISI 207 PARLEMENTARIA 35