Page 34 - MAJALAH 207
P. 34
PR OFIL
justru membawanya hijrah ke dunia Awal mula masuk ke KPK, Johan memutuskan berhenti pada lembaga
jurnalistik. melamar pada Direktorat Pendidikan yang tumbuh besar bersama dirinya
“Saya itu dulu suka nulis ya. Saya dan Pelayanan Masyarakat. Tugas- itu. Terhitung pada Januari 2016, ia
beberapa kali nulis kolom di media, tugas pelayanannya mirip dengan meletakkan setiap jabatan yang pernah
pokoknya di koran-koran itu sebelum fungsi kehumasan, meskipun belum diembannya di KPK.
saya jadi wartawan ya. Jaman kuliah sampai pada nomenklatur jabatan. “Ketika saya keluar dari KPK, anak
saya suka nulis, waktu di Lemigas itu Beberapa tahun berjalan, ia diangkat saya yang kecil itu nanya ‘kenapa ayah
saya masih nulis,” menjadi direktur di posisi itu. Hingga, mundur?’. Tapi, anak saya yang gede
Sebagai orang yang memiliki latar pada akhirnya di akhir 2006, ia resmi bilang begini ‘kalau itu pilihan terbaik
keilmuan eksakta, Johan tak hanya menyandang sebagai Juru Bicara KPK buat ayah ya silakan aja’. Kalau anak
menulis topik teknologi. Tema-tema atas penunjukkan pimpinan KPK saat itu. saya yang kecil memikirkan nanti ayah
sosial dan politik juga kerap kali Berbekal memiliki tanggung jawab kerja apa?,” ungkap Johan.
disuarakannya dalam kolom-kolom sebagai Direktur Pendidikan dan Nasib baik selalu iringi
media massa. Pelayanan Masyarakat juga orang baik. Tak
sebagai Jubir KPK inilah, karir lama undur diri,
BANTING SETIR KEHIDUPAN Johan merambah sebagai ia dipanggil oleh
Namun, bisa jadi tahun 1995 adalah Deputi Pencegahan di KPK. Presiden Jokowi
titik balik hidupnya. Sosok nan kalem Sehingga, dalam kurun waktu untuk menjadi
ini ‘banting setir’ menjadi seorang kurang lebih 10 tahun di KPK, staf khusus
wartawan dari yang semula sebagai Johan telah mengenyam atau juru bicara
teknokrat di bidang energi. Pengalaman banyak asam dan garam presiden bidang
menggeluti dunia jurnalistik saat di hingga harus tiap saat komunikasi publik.
kampus membawanya diterima di wajahnya muncul di televisi Dari yang melakukan
Majalah Forum Keadilan hingga Tempo mewakili KPK. assessment
pada awal 2005. Turbulensi yang sangat terhadap
Ternyata, ‘banting setir’ inilah yang tinggi di internal
membuatnya benar-benar masuk KPK, membuat
ke dalam dunia sosial dan hukum. dirinya
Kemampuan investigasi menjadi syarat
mumpuni dirinya untuk masuk ke dalam
KPK di luar pejabat kementerian yang
direkrut ke dalam lembaga antirasuah ini
pada 2005. "KPK baru berdiri Desember
2003, tapi kan belum punya pegawai
itu sampai 2004. Nah, saya angkatan
pertama yang diseleksi yang direkrut
dari luar kementerian,” ujarnya.
DILARANG PARKIR
Johan termasuk orang menikmati segala perjalanan, tak hanya secara filosofis namun juga lalu-lintas yang sebenarnya. Johan
seringkali memilih untuk menyetir sendir dan berjibaku dengan hiruk-pikuk jalanan bahkan hingga berkantor di Senayan. Namun,
siapa sangka, di awal masa jabatannya anggota dewan ini pernah dikejar pamdal lantaran dilarang parkir.
“Saya mau parkir di gedungnya yang deket air mancur itu. Itu kan ada parkiran kan. Saya masuk lah. Ada pamdal itu. Saya mau
parkir, dikejar ‘Oi gak boleh parkir disitu! Itu khusus anggota itu’ saya kaget,” ujarnya sambil menirukan ucapan petugas.
Karena merasa ditegur akhirnya Johan memutuskan untuk memindahkan kendaraannya, namun belum juga bergerak ia
teringat sesuatu.
“Oh iya nggak boleh ya? Saya udah mau keluar itu. Terus saya (ingat) loh saya kan anggota DPR,” ceritanya sambil terkekeh.
Melihat mobil yang dikendarai Johan saat itu tak bergerak, sang petugas kemudian menghampirinya. Dengan tenang Johan
membuka kaca dan melempar senyum yang kemudian dibalas dengan wajah kaget sang petugas. Tak lama menyadari sosok
yang ditegurnya, sang petugas pun meminta maaf. Johan yang sempat bingung mengapa sang petugas bisa mengenalnya, tentu
memaafkan peristiwa yang baru saja terjadi.
34 PARLEMENTARIA EDISI 207 TH. 2022