Page 46 - Stabilitas Edisi 211 Tahun 2025
P. 46
Kamdani menjelaskan, sebagian besar
masyarakat di Indonesia masih menilai
tingkat pengembalian (return) produk
investasi berbasis ESG dan berkelanjutan
tidak sebaik investasi tradisional.
Hasil studi Morningstar tahun 2023
menemukan, dalam jangka pendek
atau kurang dari setahun tingkat
pengembalian investasi berbasis ESG
memang kalah dibandingkan produk
investasi konvensional. Namun, apabila
ditarik periode yang lebih panjang,
misalnya 3-5 tahun atau lebih, return
produk investasi berbasis ESG akan lebih
tinggi dibanding investasi tradisional.
“Cara pandang tersebut perlu diubah.
Investasi berbasis ESG bisa dilihat
sebagai alat bantu memitigasi risiko, agar
misalnya risiko kontroversinya minim,”
ujar Maya.
BNP Paribas Asset Management
Return produk investasi berbasis ESG akan meluncurkan reksadana berbasis ESG
lebih tinggi dibanding investasi tradisional. bernama ESG Equity. Ini merupakan
produk keempat berbasis ESG yang
Cara pandang tersebut perlu diubah. diluncurkan perusahaan untuk
Investasi berbasis ESG bisa dilihat sebagai mendorong partisipasi investor
menuju sistem perekonomian yang
alat bantu memitigasi risiko, agar misalnya berkelanjutan. Sekaligus mendukung
risiko kontroversinya minim. program pemerintah untuk mencapai
sustainable development goals atau
SDGs.
Maya Kamdani, Maya berpendapat, tantangan utama
CEO BNP Paribas Asset Management di dalam mensosialisasikan investasi
berbasis ESG dan berkelanjutan adalah
kesadaran publik. “Sekalipun sebuah
kenaikan AUM 57,88 persen menjadi memperhatikan ESG seringkali memiliki perusahaan memiliki produk investasi
Rp7,19 triliun. Tren ini juga masih model bisnis yang lebih berkelanjutan ESG yang sangat bagus tapi pihak
berlanjut, hingga Oktober 2024 AUM dan dapat beradaptasi lebih baik investor tidak aware, akan tetap susah
reksadana hijau mencapai Rp7,41 terhadap perubahan global, seperti pemasarannya,” katanya.
triliun atau tumbuh 3,7 persen jika transisi menuju energi terbarukan. Sejauh ini, BNP Paribas Indonesia
dibandingkan tahun lalu. Kemudian, penelitian dari McKinsey ESG Equity cenderung menempatkan
Menurut Danica, dari Bahana TCW, menunjukkan bahwa perusahaan investasi pada saham-saham dari emiten
bagi investor, ada sejumlah alasan yang peduli terhadap nilai-nilai ESG yang memiliki kepedulian tinggi dan
mengapa menerapkan ESG dalam cenderung memberikan nilai tambah menerapkan praktik baik pada aspek
portofolio investasi semakin penting. lebih baik kepada investor dalam jangka lingkungan, sosial dan tata kelola.
Pertama, dengan berinvestasi pada panjang. Tak seperti produk ESG lain, BNP
efek perusahaan yang memiliki skor memaparkan hasil pengukuran ini secara
ESG tinggi cenderung lebih transparan Hambatan transparan dan berkala yang tercantum
dan memiliki tata kelola yang lebih Meski demikian, adopsi skema dalam lembar fakta.
baik, sehingga lebih siap menghadapi investasi ini di Indonesia masih Sementara itu, dalam
tantangan regulasi dan risiko reputasi. menghadapi berbagai tantangan. CEO mengembangkan produk berbasis ESG,
Kedua, perusahaan yang BNP Paribas Asset Management Maya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus
46 Edisi 211 / 2025 / Th.XX www.stabilitas.id

