Page 31 - Stabilitas Edisi 212 Tahun 2025
P. 31

Pemerintah menghadapi tantangan
                                                pengelolaan pendapatan negara mengingat
                                                       adanya beberapa kebijakan baru yang
                                                                           diterapkan saat ini.




            Angka tersebut masih bisa ditambah   Misalnya PPh bagi UMKM dengan    Pembatalan kenaikan PPN 12 persen
          dengan efisiensi anggaran dengan   omzet bruto Rp4,8 miliar per tahun   secara umum sejatinya membuka
          memerangi korupsi dan meningkatkan   sebesar 0,5 persen. Hal ini sesuai   peluang bagi pemerintah untuk
          efisiensi anggaran. Apabila APBN bisa   ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor   melakukan reformasi perpajakan yang
          dihemat 5 persen saja, maka ada potensi   55 Tahun 2022 tentang Penyesuaian   lebih komprehensif. Selain itu, kebijakan
          penghematan senilai Rp150 triliun.   Pengaturan di Bidang Pajak Penghasilan.   ini juga dapat menjadi momentum
          Dengan demikian ada tambahan Rp480   Aturan ini mengatur wajib pajak pribadi   untuk mengevaluasi strategi perpajakan
          triliun, jauh di atas potensi kenaikan PPn   pengusaha maupun badan yang dapat   secara menyeluruh. Pemerintah perlu
          12 persen yang sebesar Rp75 triliun.  menggunakan tarif pajak UMKM setengah   mencari keseimbangan antara upaya
            Memperluas basis pajak menjadi harus   persen secara terbatas yang terhitung   peningkatan penerimaan negara
          sejalan dengan semangat mengonversi   sejak tahun pengajuan sesuai bentuk   dan menjaga stabilitas ekonomi
          informalitas perekonomian Indonesia   usahanya.                      masyarakat. Keputusan pembatalan
          yang masih besar. Informalitas di sini   Usaha berikutnya adalah     kenaikan PPN 12 persen secara umum
          maksudnya adalah masih banyaknya   meningkatkan efektivitas pengawasan   menunjukkan bahwa pemerintah
          usaha­usaha perekonomian yang belum   pajak dengan adopsi teknologi digital   mendengarkan aspirasi masyarakat
          terdaftar secara resmi, terutama usaha   untuk mendeteksi potensi kebocoran   dan mempertimbangkan dampak
          menengah. Alhasil, usaha ini tidak bisa   pajak. Sejalan dengan itu, pemerintah   ekonomi secara lebih luas tanpa harus
          menjadi basis pajak yang apabila dilihat   harus menjadi pendamping baik bagi   mengganggu APBN 2025 secara berarti
          secara omset sudah memenuhi kriteria   UMKM yang hendak mengubah statusnya   jika perluasan basis pajak dan efisiensi
          pengenaan pajak.                  menjadi formal.                    anggaran di lakukan. *


                                                                              www.stabilitas.id   Edisi 212 / 2025 / Th.XX 31
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36