Page 106 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 106

Pemerintahan Soeharto lewat Menteri Dalam Negeri mencoba
             merubah organisasi keagrariaan, lalu mengeluarkan Keputusan
             Menteri Dalam Negeri No. UP.1/2/22-4186 1968 yang inti dari putusan
             tersebut adalah mengembalikan tugas pokok agraria ke dalam
             Kementerian Dalam Negeri. Keputusan itu berkonsekuensi pada
             perubahan-perubahan mendasar, walaupun pada periode awal hanya
             pusat yang mengalami perubahan, pada level provinsi dan kabupaten
             kota belum mengalami perubahan, masih seperti yang lama. Namun
             pososi tersebut ternyata menyulitkan kantor-kantor di daerah karena
             di pusat berbeda dengan di bawah, sehingga tahun 1970 Presiden
             mengeluarkan Keputusan Presiden No. 54/1970, yang diantaranya
             dalam keputusan itu muncul organisasi baru yakni Direktorat

             Penelitian dan Pengembangan Pertanahan.
                   Pada masa-masa transisi ini, ada banyak perubahan yang
             dikeluarkan oleh Mendagri terkait persoalan agraria, yang pasti
             bertahan hanya dua struktur keorganisasian, yakni Pendaftaran dan
             Tata Guna Tanah. Dua ini selalu bertahan karena bukan menjadi
             bagian dari isu politik pertanahan secara langsung. Artinya Orde
             Baru melihat dua kelembagaan ini harus tetap ada apapun nama dan
             bentuk lembaganya.  Lalu kembali keluar Keputusan Mendagri No.
                                 88
             187 dan 188 tahun 1972 yang menyempurnakan struktur organisasi
             Direktorat Jenderal Agraria. Dalam keputusan ini, tugas pokok agraria
             tampak dikembalikan pada periode sebelum 1965, karena akan menata
             persoalan tanah dengan “Merencanakan dan menyelenggarakan segala
             usaha dan kegiatan di bidang keagrariaan”. Kalimat ini menunjuk
             pada projek besar gagasan UUPA tentang Landreform dan penataan
             di bidang pertanahan.

                   Setelah keputusan itu, kembali Kemendagri mengeluarkan
             Keputusan No. 145/1969 untuk mengatur dan menyamakan antara
             pusat dan daerah agar bisa sejalan dengan gagasan penataan


                   88 Tata Guna Tanah tetap eksis sebagai lembaga, bahkan mampu merumuskan Land Use
             dengan Seminar Tata Guna Sumber-sumber Alam pada tahun 1967. Lihat hasil-hasl seminar
             terbut, “Seminar Tata Guna Sumber-sumber Alam”, Jakarta: Direktorat Land Use, Dirjen Agraria
             Kementerian Dalam Negeri, 1967.


                                   Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria  75
   101   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111