Page 250 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 250

undang tersebut merupakan keputusan nasionan dan bukanlah
             produk dari PKI.
                              49
                   Meskipun akhirnya UUPA dikukuhkan, namun kebijakan
             pemerintah yang telah berjalan sudah terlalu jauh. Dalam artian,
             pengukuhan UUPA tersebut tidak begitu memiliki arti, karena
             sektoralisasi kelembagaan agraria sudah berlangsung cukup
             lama termasuk dengan lahirnya UU pokok pengaturan SDA yang
             dikeluarkan pada 1967 tersebut. Dimana sejak UUPA kembali
             dikukuhkan, UU 1967 ini sudah berjalan lebih sepuluh tahun,

             sehingga tumpang tindih hukum agraria pun tak dapat dielakkan.
             Akibatnya, menurut Gunawan Wiradi bahwa pengukuhan kembali
             UUPA 1960 itu justru hanya bersifat manipulatif karena penerapannya
             kemudian disalahgunakan oleh pemerintahan Orde Baru.  Selain itu,
                                                                     50
             konflik kepentingan dan konflik agraria pun tidak dapat dielakkan
             di Indonesia akibat kesemerawutan dan tumpang tindih regulasi
             yang diturunkan dari ketiga UU pokok 1967 oleh masing-masing
             instansi yang menggunakannya, termasuk juga masalah birokrasi
             yang ditimbulkan. Konsekuensinya, fungsi pelayanan dan kewajiban
             negara untuk mensejahterakan rakyatnya melalui pemanfaatan
             sumber-sumber agraria (tanah, air, sumber daya alam dan udara)
             melalui Reforma Agraria sebagaimana diamanatkan dalam UUPA
             sebagai penjabaran Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 tidak berjalan. Bahkan
             bisa dikatakan bahwa agenda reforma agraria hingga pasca reformasi
             1998 juga belum terwujud sebagaimana yang termuat dalam UUPA
             1960. Kondisi ini ditandai dengan ketimpangan penguasaan lahan
             dan konflik agraria berkepanjangan di bagian-bagian wilayah Indonesi
             tetap berlangsung hingga kini, bahkan tidak jarang menimbulkan

             konflik yang berujung kekerasan fisik, pengrusakan fasilitas umum
             hingga kematian. Sebagai contoh yang masih hangat adalah kasus
             konflik agraria di Mesuji Lampung. 51


                   49 Gunawan Wiradi. Loc.cit.
                   50 Gunawan Wiradi. 2009. Op.cit., Hlm. 53.
                   51 Lihat lebih lanjut Oki Hajiansyah Wahab, dkk. 2013. Bara Nan Tak Kunjung Padam:
             Konflik Agraria di Register 45 Mesuji Pasca Rekomendasi TGPF. Yogyakarta: STPN Press.


                        Permasalahan Sektoralisme Kelembagaan Agraria di Indonesia  219
   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255