Page 6 - Sejarah/Geografi Agraria Indonesia
P. 6

PENGANTAR PENERBIT








                   Ruang geografis Indonesia di hampir semua pulau sekarang ini
               menjadi arena kontestasi, antara yang mementingkan pembangunan,
               kelestarian lingkungan, dan penciptaan keadilan sosial. Tiga kepentingan
               itu seakan-akan bersifat opsional.
                   Otonomi daerah yang memberikan beberapa kewenangan strategis
               bagi daerah untuk mengatur wilayahnya, dirayakan melalui cara bagai-
               mana meningkatan pendapatan masing-masing daerah tersebut. Cara
               paling cepat adalah mengeluarkan konsesi atas sumberdaya alam/agraria
               untuk berbagai kepentingan pembangunan dan produksi (-ekstraktif).

                   Ijin pertambangan dan konsesi perkebunan (sawit) ribuan hektar
               diberikan. Demi pengurangan emisi karbon dan antisipasi terhadap
               penggundulan hutan serta terjadinya longsor dan berbagai argumen
               lingkungan lainnya, suatu wilayah ditetapkan sebagai kawasan perlin-
               dungan. Demikian pula pembangunan infrastruktur terutama untuk
               transportasi seperti jalan-tol, bandara, dan pelabuhan; perluasan ruang
               kota oleh industri, perkantoran serta pemukiman.

                   Kesemuanya membutuhkan tanah dan memaksa manusia dan alam
               untuk dibentuk ulang. Rekonstruksi itu melalui pengetahuan dasar,
               teknik, adminstrasi, instrumen hukum dan lain sebagainya. Sejarah ma-
               nusia dan alam dibentuk ulang, ditransformasikan ke arah selanjutnya.
               Ruang geograf is  hingga ruang  batin  manusia  Indonesia  menjadi
               berubah.
                   Adakah kekuatan dominan pengubah itu semua, yang seakan-akan

                                            v
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11