Page 153 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 153

144    Himpunan Policy Brief


             peluang  untuk  membangun  sebuah  sistem  informasi  pertanahan  yang  handal  di  Indonesia.
             Sistem  informasi  yang  berbasis  bidang  tanah  ini  potensial  dikembangkan  menjadi  kadaster
             multiguna untuk melayani masyarakat luas, baik di tingkat nasional maupun daerah.

             Kebutuhan Informasi Data Spasial untuk Perencanaan Pembangunan dan Pelayanan
             Publik
                   Hingga  saat  penelitian  dilakukan  tahun  2018,  peta-peta  kadastral  yang  dikelola  oleh

             Kantor Pertanahan Kota Surakarta belum bisa dimanfaatkan untuk keperluan selain pelayanan
             pertanahan,  di  samping  regulasi  yang  ada  juga  belum  mengijinkan  berbagi  peta  kadastral
             tersebut dengan instansi lain, baik instansi pemerintah maupun swasta. Selama penelitian ini
             dilaksanakan,  beberapa  instansi  perangkat  daerah  telah  memanfaatkan  data  spasial  bidang

             tanah untuk pelayanan publik, yaitu Kantor Pelayanan Pajak untuk menarik Pajak Bumi dan
             Bangunan (PBB). Hanya saja peta kadaster untuk keperluan fiskal ini sangat berbeda dengan
             peta  kadaster  legal  yang  dimiliki  Kantor  Pertanahan.  Keduanya  sama-sama  bisa  disajikan  di
             atas citra satelit resolusi tinggi (CSRT), tetapi terlihat bahwa peta kadaster fiskal kurang begitu
             matching  dengan  CSRT,  dalam  hal  ini  akurasi  geometri  peta  kadaster  fiskal  kurang  baik.  Di
             samping kedua instansi, instansi perangkat daerah yang memanfaatkan CSRT sebagai informasi

             spasialnya antara lain: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), yang digunakan
             untuk berbagai keperluan perencanaan dan monitoring pembangunan daerah; Dinas Pekerjaan
             Umum  dan  Tata  Ruang  untuk  menyusun  Rencana  Tata  Ruang  Wilayah  (RTRW)  Kota;
             Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk mengeplot titik-titik pelanggan air bersih dan
             jaringan pipa. Perusahaan Nasional seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan PT. Telkom

             juga  telah  memanfaatkan  CSRT  untuk  menginformasikan  layanan  pelanggan  dengan
             mengeplot posisi titik-titik pelanggan dan jaringan kabel di atas media tersebut.
                   Selain Kantor Pelayanan Pajak Daerah, instansi-instansi perangkat daerah di atas hanya
             menyajikan posisi titik-titik pelanggannya di atas CSRT tanpa informasi spasial bidang tanah
             pemilikan.  Sebuah  pernyataan  disampaikan  oleh  PDAM,  bahwa  sebenarnya  PDAM  sangat
             berkepentingan  dengan  data  spasial  bidang  tanah  untuk  menyajikan  data  pelanggan  secara

             keruangan.  Satuan  bidang  tanah  sebenarnya  diacu  oleh  PDAM,  sehingga  pekerjaan
             perencanaan dan pengembangan serta monitoring akan mudah dilakukan. Peta kadaster skala
             besar  dengan  akurasi  yang  memadai  dan  pemetaan  berbagai  jaringan  fasilitas  kota,  seperti
             jaringan  kabel  telekomunikasi  dan  jaringan  kabel  listrik  bawah  tanah  juga  diperlukan  oleh
             PDAM. Informasi spasial ini akan sangat bermanfaat untuk merencanakan dan memasang pipa

             pelayanan air bersih PDAM. Acapkali walau pun telah melihat peta jaringan kabel yang ada,
             penggalian tanah yang dilakukan untuk memasang pipa air bersih ternyata di beberapa titik
             dijumpai  banyak  kabel  instalasi.  Hal  ini  karena  kurang  komplitnya  data  yang  diperoleh.
             Alangkah bagusnya di masa mendatang informasi berbagai jaringan bawah tanah ini disajikan
             secara terintegrasi pada satu peta sehingga informasi dapat diperoleh secara komprehensif.
                   Kota Surakarta yang telah sangat maju membutuhkan peta kadastral skala besar beserta

             tematiknya  yang  menyajikan  bidang-bidang  tanah  kepemilikan/penguasaan  dan  penggunaan
   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157   158