Page 31 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 31

22    Himpunan Policy Brief


             hutan tersebut menjadi dasar para pihak untuk mendapatkan hak atas tanah dari Kementerian
             Agraria dan Tata Ruang/BPN. Secara garis besar alur kerja dari PPTKH Perpres No 88 Tahun
             2017 terdapat dalam Gambar 1.






























                        Gambar 1. Skema Alur Kerja Tim PPTKH (Perpres Nomor 88 Tahun 2017)

             Permasalahan Yang Dihadapi

                   Berbagai  permasalahan  yang  dihadapi  dalam  upaya  penyelesaian  penguasaan  tanah
             dalam  kawasan  hutan  berkisar  pada  permasalahan  yuridis,  permasalahan  fisik  dan
             permasalahan sosial ekonomi.

             1.  Permasalahan Yuridis
                     Permasalahan  yuridis  yang  paling  dirasakan  adalah  ketidakpastian  penguasaan  tanah
                oleh masyarakat. Bahkan beberapa kasus menunjukkan ketidakjelasan proses administrasi
                pertanahan. Sebagai contoh, pada tahun 2019, ada proyek Prona di Kabupaten Bengkayang
                (Desa Belimbing, Kecamatan Lumar). Pada dasarnya animo masyarakat untuk mendaftarkan

                tanahnya  cukup  tinggi,  utamanya  untuk  bidang-bidang  tanah  yang  dikuasai  masyarakat,
                baik  yang  digunakan  untuk  permukiman  maupun  untuk  pertanian/kebun  masih  berada
                dalam kawasan hutan. Animo yang cukup tinggi tersebut diwujudkan dalam bentuk upaya
                ikut serta dalam Prona maupun pendaftaran tanah secara sporadis. Pada pelaksanaan Prona,

                seluruh proses sudah selesai, bahkan tinggal mencetak sertipikat. Setelah diteliti kembali,
                ternyata terdapat 20 bidang/berkas yang dinyatakan berada dalam kawasan hutan. Akhirnya
                berkas-berkas  tersebut  dikembalikan  dan  tidak  diproses  pendaftaran  tanahnya.  Demikian
                pula untuk pendaftaran tanah yang bersifat sporadis berdasarkan inisiatif warga masyarakat.
                Pada akhirnya tidak dapat diproses karena teridentifikasi berada dalam kawasan hutan.
                      Permasalahan  hukum  yang  lain  terkait  pada  ketidakjelasan  batas  kawasan  hutan,

                utamanya  hutan  dengan  status  Hutan  Lindung  (HL).  Masyarakat  yang  tidak  tau  batas
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36