Page 33 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 33

24    Himpunan Policy Brief


                     BPKH, organ KLHK di daerah yang menangani pelaksanaan Inver-pun belum memiliki
                anggaran yang memadai. Anggaran yang tersedia hanya anggaran sosialisasi Peta Indikatif
                TORA, yang proses pembuatan petanya juga belum mendapatkan anggaran.
                     Pada  level  desa,  ada  peluang  untuk  mengalokasikan  APB  Desa  untuk  mendukung
                kegiatan  PPTKH.  Tetapi  pengalokasian  anggaran  tersebut  juga  harus  disetujui  oleh
                pemerintah  kabupatan  melalui  instansi  terkait  (Dinas  Pemberdayaan  Masyarakat  Desa
                ataupun Bagian Pemerintahan Desa). Sistem dan mekanisme pengalokasian anggaran desa

                untuk mendukung pelaksanaan PPTKH tersebut juga belum ada.
                     Pada  level  masyarakat,  kewajiban  mengajukan  usulan  pelepasan  kawasan  yang  harus
                disertai dengan berbagai persyaratan-pun tidak terlepas dari biaya. Pada saat sosialisasi Peta
                Indikatif TORA,  muncul  keberatan  sebagian  warga  masyarakat  terhadap  pengenaan  biaya

                yang harus ditanggung.

             Berbagi Peran Untuk Mengakselerasi
                   Penyelesaian penguasaan tanah pada kawasan hutan perlu kerja kolaboratif antar stake
             holder  yang  terlibat.  Keterlibatan tersebut  sesuai  dengan  kewenangan  yang  dimiliki masing-
             masing stake holder. Secara prinsip beberapa hal yang harus diakselerasi antara lain:

             1.  Perlu dukungan pemerintah daerah secara nyata, agar proses PPTKH dapat berjalan dengan
                baik;
             2.  Apabila  skema  PPTKH  menggunakan  apa  yang  ada  dalam  Perpres  88/2017  maka
                prosedurnya akan lama dan berbelit;
             3.  Oleh  karena  itu  perlu  ada  proses  penyederhanaan,  missal  tanpa  ada  permohonan  dan

                kawasan  yang  terindikasi  sudah  dikuasai  masyarakat  dan  masuk  dalam  kawasan  hutan
                BPKH mengeluarkannya secara ‘glondongan’;
             4.  Setelah  dikeluarkan,  masyarakat  dan  BPN  melakukan  identifikasi  obyek  dan  subyek  yang
                menguasainya dan menindaklanjuti dengan pengukuran dan pemetaan bidang;
             5.  Setelah  datanya  diketahui,  maka  BPN  melakukan  redistribusi  tanah  pada  kawasan  hutan
                dan menindaklanjuti dengan pendaftaran tanahnya.

                   Berbagi  peran  untuk  mengakselerasi  agenda  penyelesaian  penguasaan  tanah  pada
             kawasan hutan untuk berbagai stake holder dapat dicermati pada Tabel 1 berikut.

                             Tabel 1. Berbagi Peran dan Strategi Stake Holder dalam PPTKH
                      No        Stake Holder                 Peran                  Strategi
                     1    Kantor Staf Presiden       Sebagai penggerak dan   Mengintervensi
                                                     Pendorong Reforma Agraria   Kebijakan Politik
                                                     dan PPTKH                Presiden
                     2    Kementerian Koordinator    Ketua Tim PPTKH Pusat   Men-drive
                          Perekonomian               Penyedia Perangkat Hukum   Kementerian/Lembaga
                                                     Mengenai PPTKH           yang terkait

                     3    Kementerian KLHK           Penyedia Lokasi Kawasan   Memperkuat komitmen
                                                     Hutan pada kegiatan      seluruh lembaga dan
                                                     PPTKH                    SDM di KLHK dan
                                                     Menerbitkan Peta Indikatif   Mengalokasikan
                                                     Alokasi TORA             Anggaran secara
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38