Page 38 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 38

Permasalahan dan Kebijakan Agraria, Pertanahan, dan Tata Ruang di Indonesia     29























                           Gambar 1. Penataan dan Hubungan Kelembagaan Reforma Agraria
                               Lintas-Sektor dan Multi-Level di tingkat Pusat dan Daerah

             “Strategi Kue Wingko” dalam pelaksanaan reforma agraria
                   Ketiga  konsep  di  atas  sebenarnya  memiliki  persamaan  dan  mengerucut  pada  satu
             pendekatan  dalam  pelaksanaan  reforma  agraria,  yakni  pendekatan  yang  menekankan
             suksesnya  kebijakan  reforma  agraria  yang  sangat  ditentukan  oleh  kekuatan  dari  dua  sisi:
             matang dari atas dan matang dari bawah. Konsep ini dipinjam dari Saturnino M. Borras (1998,

             2001,  2007).  Interaksi  simbiotik  antara  kelompok  masyarakat  otonom  dari  bawah  dengan
             kelompok  pemerintah  yang  reformis  dari  atas  melahirkan  strategi  yang  menjanjikan  bagi
             keberhasilan  reforma  agraria  dalam  menghadapi  subyek-subyek  penguasa  tanah  dan  tanah-
             tanah  yang  disasar  untuk  menjadi  obyek  reform.  Strategi  ini  ia  istilahkan  sebagai  bibingka
             strategy dalam pengalaman pelaksanaan land reform di Filipina yang sebenarnya ia meminjam

             dari istilah Jonathan Fox (1993) berupa sandwich strategy dalam pengalaman Mexico, atau saya
             sebut  di  sini  “strategi  kue  wingko”  untuk  konteks  Indonesia.  Kue  wingko  ini  bisa  menjadi
             matang  karena  dipanaskan  dari  atas  dan  dari  bawah.  Kesimpulan  itu  berkesesuaian  dengan
             yang  dinyatakan  Wiradi  (2000,  181-182)  bahwa  syarat  keberhasilan  reforma  agraria,  dua
             diantaranya  adalah  adanya  kemauan  politik  dari  elit  penguasa  dan  partisipasi  aktif  dari
             organisasi rakyat/tani yang pro-reform.


             Proses dan dinamika pelaksanaan kebijakan reforma agraria
                   Kebijakan  reforma  agraria  di  Kabupaten  Sigi  berproses  dan  berlangsung  sebagaimana
             berikut.
             1.  Pada tingkat Daerah (Pemerintah Kabupaten, Masyarakat Sipil dan Pemerintah Desa)

                a.  Memasukkan  agenda  reforma  agraria  dalam  Rencana  Pembangunan  Jangka  Menengah
                   Daerah  (RPJMD)  Kabupaten  Sigi  2016-2021,  dan  Dokumen  Rencana  Kerja  Pemerintah
                   Kabupaten (RKPD) 2017
                b.  Memasukkan  agenda  reforma  agraria  dalam  anggaran  Pendapatan  dan  Belanja  Daerah
                   (APBD)  tahun  2017.  Pada  tahap  persiapan  (2016)  pemerintah    daerah  telah
                   membelanjakan Rp 700 juta, dan  tahun 2017 dianggarkan Rp 1,2 miliar dalam APBD
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43