Page 141 - Mereka yang Dikalahkan, Perampasan Tanah dan Resistensi Masyarakat Pulau Padang
P. 141
116 M. Nazir Salim
apa yang dilakukan Masyarakat untuk menolak kehadiran PT
RAPP beroperasi di Pulau Padang. 35
Sejak demonstrasi besar 30 Desember 2009 di Selatpanjang,
gerakan-gerakan berikutnya dalam skala luas semakin sering
dilakukan, apalagi dukungan berbagai pihak terus berdatangan, baik
dari aktivis lingkungan maupun mahasiswa. Dalam sebuah diskusi
dengan Mukhti, Amri, Nizam, Yahya Hasan, dan Pairan di Belitung,
Mekarsari, dan Lukit, beliau kembali menuturkan pengalamannya
beberapa peristiwa dan gerakan petani Pulau Padang yang
bersemangat memperjuangkan tanah-tanah mereka dari ancaman
perampasan perusahaan. Dalam penuturannya kembali, “sejak
peristiwa demonstrasi yang cukup besar di Selatpanjang, kami terus
melakukan koordinasi antardesa, bahkan hampir semua kepala
desa yang lahan masyarakatnya terkena dampak RAPP ikut menjadi
bagian dari gerakan kami”.
“Harus diakui, beberapa tokoh masyarakat, aktivis, dan kyai
menjadi sumber inspirasi bagi kami untuk melakukan perlawanan.
Tokoh masyarakat seperti Kyai Mas’ud dan Kyai Ahmadi,
36
organisatoris seperti M. Riduan misalnya, menjadi tempat kami
belajar dan berdiskusi”. Riduan seorang aktivis dari desa Bagan
Melibur dan pimpinan Serikat Tani Riau yang menggerakkan
teman-teman petani, mengkader, dan memberikan semangat agar
kami terus melawan sesuai kemampuan. Hasilnya, dalam tempo
yang tidak terlalu lama, hampir semua desa bergerak untuk ikut
aksi, memberikan bantuan sumbangan sesuai kemampuannya
untuk mendukung kegiatan aksi. Mereka “semua” menyumbang,
35 Made Ali, “Kronologis Kasus Pulau Padang (4)”, https://madealikade.
wordpress.com/2012/07/10/kronologis-kasus-pulau-padang-4
36 Kyai Mas’ud kini sudah almarhum, meninggal pada tahun 2014.
Semoga almarhum diterima amal baik dan ibadahnya, dan tetap
menjadi tauladan bagi jamaah dan masyarakat khususnya warga Pulau
Padang.