Page 28 - Regulasi Pertanahan dan Semangat Keadilan Agraria
P. 28

Regulasi Pertanahan dan Semangat Keadilan Agraria  15


              / peraturan perundang  -  undangan pertanahan  akan
              sejalan dengan  falsafah dan  prinsip dasar  UUPA  ? Ternyata
              jawabannya adalah : tidak selalu! Yang terjadi justru timbulnya
              gagasan  dan  sejumlah  kebijakan/ peraturan perundang-
              undangan pertanahan yang secara sadar atau tidak sadar telah
              mengeroposi UUPA dalam rangka memenuhi kebutuhan yang
              cenderung bersifat pragmatis. Hal itu dapat dicermati dalam
              beberapa contoh berikut .

                  Pertama, keberadaan lembaga “hak” pengelolaan (HPL)
              yang  semula  dimaksudkan  sebagai  “fungsi”  pengelolaan
              namun karena kebutuhan pragmatis bergeser menjadi “hak”
              yang lebih menonjolkan sifat keperdataan ketimbang fungsi
              publiknya. Ciri keperdataan HPL tampak dari kemungkinan
              diberikannya hak atas tanah di atas tanah HPL kepada pihak

              ketiga (aspek komersial HPL).  Walaupun  secara normatif
              HPL diupayakan untuk dikembalikan pada fungsi publiknya
              melalui PP No. 40 Tahun 1996 tentang HGU, HGB dan Hak
              Pakai atas Tanah dan secara tidak langsung melalui UU No.
              1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara  jo PP No. 27
              Tahun 2014  tentang Pengelolaan BMN/BMD,  tetapi  sampai
              saat ini masih sulit untuk mengembalikan HPL dalam fungsi
              publiknya terutama jika menyangkut hubungan hukum antara
              pemegang HPL dengan pihak ketiga. Cukup mengherankan

              bahwa HPL yang berawal dari beheersrecht yang terbit dalam
              suasana batin asas domein melalui PP No. 8 Tahun 1953 itu
              sampai dengan saat ini, walaupun yang berlaku adalah asas
              Hak Menguasai dari Negara, tetap tidak mudah untuk menata
              kembali HPL dalam fungsi publiknya.
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33