Page 10 - Reforma Kelembagaan dan Kebijakan Agraria (Hasil Penelitian Strategis STPN 2015)
P. 10

Hasil Penelitian Strategis STPN 2015  ix


              penguasaan agraria sekaligus memastikan keadilan dan kemanfaatannya.
              Hasil-hasil  penelitian  yang  ada  menunjukkan  berbagai dinamika dan
              variasi yang  terjadi  baik  dalam implementasinya maupun imbasan  dari
              kebijakan yang tervisualisasi melalui berbagai upaya maupun reaksi dari
              para  pihak  dalam memperjuangkan kepentingannya.   Tulisan  pertama
              tentang skema pemulihan perlindungan hak ulayat masyarakat adat Cek
              Bocek Selesek Reen Sury pada kawasan hutan pasca putusan MK No. 35/
              PUU-X/2012 Di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat oleh
              Widhiana H Puri dkk memberikan suatu gambaran bagaimana peliknya

              persoalan pengakuan atas eksistensi hak ulayat masyarakat adat. Belum
              adanya kepastian hukum tentang apa yang menjadi  kriteria masyarakat
              adat dalam berbagai undang-undang membawa akibat adanya interpretasi
              yang  beragam  juga  diantara para pihak  khususnya pemerintah  dalam
              memberikan  perlindungan. Perbedaan interpretasi ini juga membawa
              akibat  pada dasar  kebijakan agraria  yang diambil  oleh  masing-masing
              pihak yang diperkuat dengan ego sektoralnya untuk saling menegasikan

              pihak yang lain. Akibat kontestasi aktor yang ada, upaya yang dilakukan
              malah justru semakin menjauhkan masyarakat adat dari pengakuan dan
              perlindungan hukum  oleh negara  dengan mensyaratkan jalan  panjang
              beserta berbagai kriteria yuridis  formal yang harus dipenuhi sementara
              lorong  jalan itu  seakan  tertutup  oleh  stigma negatif  dari  pemerintah
              sendiri.
                  Penelitian kedua dengan judul Relasi  Kuasa Dalam  Pemberdayaan

              Petani (Studi  Strategi  Pertanahan  Pemerintah  Desa  Prigelan Kecamatan
              Pituruh  Kabupaten  Purworejo)  yang  dilakukan  oleh  Aristiono  dkk
              memberikan pembelajaran baru bagi kita, bagaimana sebuah kekuasaan
              perlu dikompromikan dan disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan
              secara lebih  adil  dan bermanfaat. Relasi kuasa  dalam  pemberdayaan
              petani dibangun untuk mendukung penerapan strategi pertanahan oleh
              Pemerintah Desa Prigelan  yang isinya meliputi  strategi  penguasaan,

              pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah. Strategi ini diterapkan
              untuk memenuhi kebutuhan petani, yang berupa keadilan, kesejahteraan,
              harmoni sosial, dan keberlanjutan. Kesemua ini tercapai setelah Pemerintah
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15