Page 24 - Permasalahan Sektoralisme Kelembagaan Agraria di Indonesia
P. 24

yang mengutamakan sektor masing-masing, sedangkan sektoralisme
             lebih melihat pada keadaan yang dihasilkan oleh sifat tersebut.  Pada
             saat inilah sektoralisasi kelembagaan pengelolaan sumber-sumber
             agraria dimulai.
                   Pelan namun pasti hal ini telah mengubah struktur pengelolaan
             agraria di Indonesia. Wajah keagrarian Indonesia mulai berubah
             sebagaimana digambarkan oleh Gunawan Wiradi sebagaimana
             berikut: 15

             a.    Struktur penguasaan tanah usaha tani tanaman pangan sangat
                   timpang. Dari hasil sensus pertanian 1993, terdapat gambaran

                   bahwa di satu sisi 43% dari jumlah rumah tangga pedesaan adalah
                   rumah tangga tunakisma (landless). Di sisi lain, 16% dari rumah
                   tangga pedesaan menguasai 69% dari luas tanah yang tersedia
                   dan 41% rumah tangga menguasai hanya 31% dari luas tanah dari
                   yang tersedia (lihat suhendar dan winarni, 1998).
             b.    Perkebunan. Menurut data Ditjen Perkebunan Dep Hutbun,
                   tahun 2000 selama 30 tahun terakhir (dari 1968 s/d 1996) luas
                   areal perkebunan secara keseluruhan meningkat dari 4,96 juta
                   ha menjadi 14,67 juta ha. Adapun perinciannya seperti tertera
                   pada tabel 1 di bawah.



                    Tabel 1 Perincian Perkembangan Areal Perkebunan

                                              1968                1998
                                            (juta ha)            (juta ha)
               Perkebunan Rakyat              4,12                 11,7
               Perkebunan Besar Swasta        0,4                  2,0
               Perkebunan Besar Negara        0,44                0,97
               Jumlah                         4,96                14,67







             Menjalankan Wewenangnya Sendirian Tanpa Merasa Butuh Terhadap Pihak-Pihak Lain.
                   15 Gunawan Wiradi. Ibid. Hlm 13


                      Faham Sektoralisme dalam Pengelolaan Agraria di Indonesia  15
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29