Page 63 - Tanah untuk Rakyat Laki-laki dan Perempuan Indonesia
P. 63

dengan hak  asasi manusia, Hak  atas  tanah bagi  perempuan  erat
            kaitannya dengan diskriminasi gender,  kontrol  gender atas  sumber
            daya agraria, serta kekerasan terhadap perempuan. Pemberian hak atas
            tanah bagi perempuan juga berarti penurunan terhadap diskriminasi,
            kekerasan  terhadap  perempuan  dan  pelanggaran  hak  asasi  manusia
            lainnya.
                   Persepsi  yang tidak tepat terhadap  kesetaraan  gender
            telah  menghalangi  peran perempuan  dalam  kehidupan  sosial.
            Selain  dari  pada  itu perspektif  yang  demikian  juga  berakibat pada
            kehidupan dimasyarakat dalam  legalitas aset atau  harta  kekayaan
            utamanya mengenai penguasaan hak atas tanah dimana selalu lebih
            mengutamakan kaum laki-laki dibanding dengan kaum perempuan.
            Hal  ini  jelas  tidak  sesuai dengan apa  yang  telah diatur di  dalam
            Undang-undang Pokok Agraria Pasal 9 ayat 2, dimana ketentuan ini
            memberikan jaminan bagi seluruh warganegara Indonesia baik itu laki-
            laki maupun perempuan untuk memperoleh kesempatan yang sama
            dalam memperoleh hak atas tanah.


            Realita Perempuan Dan Agraria
                   Lies Marcoes, seorang ahli dalam kajian Islam dan gender pada
            tahun  2016  melalui  hasil  penelitiannya  menyatakan  bahwa wilayah
            dengan degradasi lingkungan yang tinggi akibat ekstrasi Sumberdaya
            Alam (SDA) dari waktu ke waktu mencatat pada kasus kawin anak
            tertinggi terjadi di Indonesia. Berikut ini merupakan data kekerasan
            terhadap  perempuan  (KTP)  yang  terjadi  di  Indonesia  berdasarkan
            catatan  Komnas  Perempuan  pada  tahun  2006  sampai  akhir  tahun
            2016 :











                                         43
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67   68