Page 189 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 189

PPPM - STPN Yogyakarta                                                                                             Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

            merupakan faktor utama; i) administrasi pertanahan belum tertib                               atau kewenangan Kantor Pertanahan, akan tetapi Kantor Pertanahan
            dan berkesinambungan di tingkat desa dalam hal pembuatan SKT                                  Kabupaten Kampar berusaha untuk menyelesaikannya. Seharusnya
            dan  SKGR  di  kecamatan;  j)  tidak  ada  kepastian  hukum  objek  di                        diselesaikan oleh yang menerbitkan SKT dan SKGR. Beberapa kasus
            lapangan ketika ada penerbitan SKT/SKGR apalagi kepastian letak                               tumpang tindih alas hak tersebut masuk ke ranah litigitasi, Kantah
            batas-batasnya;  k)  SKT  dan  SKGR  sebagai  alas  hak  tidak  diuji                         Kabupaten  Kampar  sebagai  pihak  yang  berperkara,  misalnya
            melalui asas publisitas. Masalah-masalah tersebut sebagai pemicu                              pemalsuan SKT dan SKGR di Kampar.    16
            sengketa pemilikan hak atas tanah.                                                                Tumpang  tindih  sertipikat  dengan  sertipikat  atau  sertipikat
                Sengketa tanah diperlukan suatu solusi yang baik, mengetahui                              ganda adalah tanggungjawab Kantor  Pertanahan, hampir semua
            akar  masalahnya,  karena  dalam  kasus  pertanahan  banyak  sekali                           sertipikat  yang  diterbitkan  oleh  Kantor  Pertanahan  Kabupaten

            dimensi  publik  mengandung  aspek  politik,  ekonomi  dan  sosial                            Kampar  berpotensi  tumpang  tindih  dan  menimbulkan  sengketa,
            budaya. Penyelesaiannya tidak cukup hanya dari pendekatan yuridis                             hal  ini  karena  belum  tertibnya  administrasi  pendaftaran  tanah
            saja,  melainkan  perlu  dipertimbangkan  dari  historisnya,  aspek                           sebagai berikut :
            sosial, ekonomi bahkan politik.
                Sengketa pertananahan pada umumnya dapat menempuh jalur                                   1)  Perubahan  administrasi  pendaftaran  tanah  dari  PP  No.  10
            litigasi  dan/atau  jalur  non  litigasi.  Jalur  litigasi  yang  dimaksud                        Tahun 1961 ke administrasi pendaftaran tanah menurut PP No.
            adalah  melalui  lembaga  peradilan  yaitu  Peradilan  Umum  yang                                 24  Tahun  1997  khususnya  administrasi  data  spasial  belum

            menyangkut  unsur  pidana  dan  maupun  perdata  dan  melalui                                     sepenuhnya dilaksanakan. Daftar Gambar Situasi / Surat Ukur
            Peradilan Tata Usaha Negara. Sedangkan melalui jalur non litigasi                                 yang  terbit  sebelum  PP  No.  24  Tahun  1997  dan  disimpan
            dapat  ditempuh  dengan  rekonsiliasi,  negosiasi,  mediasi  dan                                  disusun per tahun kalender belum disusun per desa.
            arbitrase.                                                                                    2)  Belum  ada  satu  desapun  yang  dinyatakan  tidak  ada  bidang
                Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI                                     tanah yang masih melayang-layang.
            No.  34  Tahun  2007  tentang  Petunjuk  Teknis  Penanganan  dan                              3)  Temuan sertipikat ganda tidak secara tegas ditulis pada buku
            Penyelesaian Masalah Pertanahan, yang selanjutnya disempurnakan                                   tanah  dari  kedua  sertipikat  tersebut.  Buku  tanahnya  hanya
            dengan  Peraturan  Kepala  Badan  Pertanahan  Nasional  RI  No.  3                                diberi catatan dengan pensil.
            Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus                                    Upaya yang dilakukan Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar

            Pertanahan.  Badan  Pertanahan  Nasional  selalu  mengupayakan                                untuk mencegah sertipikat ganda termasuk langkah kebijakan yang
            solusi  penyelesaian  sengketa  pertanahan  dengan  berdasarkan                               patut  dicontoh  Kantor  Pertanahan  lain,  yaitu  dengan  membuat
            peraturan perundangan yang berlaku dengan memperhatikan rasa                                  pengumuman di Surat Kabar kepada seluruh pemegang sertipikat
            keadilan  dan  menghormati  hak  dan  kewajiban  masing-masing                                yang  diterbitkan  sebelum  Tahun  1997  untuk  mau  membayar
            pihak.  Langkah-langkah  penyelesaian  sengketa  yang  di  tempuh                             pengukuran ulang bidang tanahnya dalam rangka pemetaan bidang-
            melalui mediasi yang mengedepankan  musyawarah.                                               bidang tanah tersebut. Pengumuman ini cukup mendapat tanggapan
                Tumpang  tindih  alas  hak  SKT  dengan  SKT  belum  sampai  ke

            penerbitan sertipikat Kantor Pertanahan bukan bertanggungjawab                                16   Lihat putusan Nomor : 271/Pid.B/2012/PTR

            188                                                                                                                                                         189
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194