Page 190 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 190

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 merupakan faktor utama; i) administrasi pertanahan belum tertib   atau kewenangan Kantor Pertanahan, akan tetapi Kantor Pertanahan
 dan berkesinambungan di tingkat desa dalam hal pembuatan SKT   Kabupaten Kampar berusaha untuk menyelesaikannya. Seharusnya
 dan  SKGR  di  kecamatan;  j)  tidak  ada  kepastian  hukum  objek  di   diselesaikan oleh yang menerbitkan SKT dan SKGR. Beberapa kasus
 lapangan ketika ada penerbitan SKT/SKGR apalagi kepastian letak   tumpang tindih alas hak tersebut masuk ke ranah litigitasi, Kantah
 batas-batasnya;  k)  SKT  dan  SKGR  sebagai  alas  hak  tidak  diuji   Kabupaten  Kampar  sebagai  pihak  yang  berperkara,  misalnya
 melalui asas publisitas. Masalah-masalah tersebut sebagai pemicu   pemalsuan SKT dan SKGR di Kampar. 16
 sengketa pemilikan hak atas tanah.   Tumpang  tindih  sertipikat  dengan  sertipikat  atau  sertipikat
 Sengketa tanah diperlukan suatu solusi yang baik, mengetahui   ganda adalah tanggungjawab Kantor  Pertanahan, hampir semua
 akar  masalahnya,  karena  dalam  kasus  pertanahan  banyak  sekali   sertipikat  yang  diterbitkan  oleh  Kantor  Pertanahan  Kabupaten

 dimensi  publik  mengandung  aspek  politik,  ekonomi  dan  sosial   Kampar  berpotensi  tumpang  tindih  dan  menimbulkan  sengketa,
 budaya. Penyelesaiannya tidak cukup hanya dari pendekatan yuridis   hal  ini  karena  belum  tertibnya  administrasi  pendaftaran  tanah
 saja,  melainkan  perlu  dipertimbangkan  dari  historisnya,  aspek   sebagai berikut :
 sosial, ekonomi bahkan politik.
 Sengketa pertananahan pada umumnya dapat menempuh jalur   1)  Perubahan  administrasi  pendaftaran  tanah  dari  PP  No.  10
 litigasi  dan/atau  jalur  non  litigasi.  Jalur  litigasi  yang  dimaksud   Tahun 1961 ke administrasi pendaftaran tanah menurut PP No.
 adalah  melalui  lembaga  peradilan  yaitu  Peradilan  Umum  yang   24  Tahun  1997  khususnya  administrasi  data  spasial  belum

 menyangkut  unsur  pidana  dan  maupun  perdata  dan  melalui   sepenuhnya dilaksanakan. Daftar Gambar Situasi / Surat Ukur
 Peradilan Tata Usaha Negara. Sedangkan melalui jalur non litigasi   yang  terbit  sebelum  PP  No.  24  Tahun  1997  dan  disimpan
 dapat  ditempuh  dengan  rekonsiliasi,  negosiasi,  mediasi  dan   disusun per tahun kalender belum disusun per desa.
 arbitrase.    2)  Belum  ada  satu  desapun  yang  dinyatakan  tidak  ada  bidang
 Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI   tanah yang masih melayang-layang.
 No.  34  Tahun  2007  tentang  Petunjuk  Teknis  Penanganan  dan   3)  Temuan sertipikat ganda tidak secara tegas ditulis pada buku
 Penyelesaian Masalah Pertanahan, yang selanjutnya disempurnakan   tanah  dari  kedua  sertipikat  tersebut.  Buku  tanahnya  hanya
 dengan  Peraturan  Kepala  Badan  Pertanahan  Nasional  RI  No.  3   diberi catatan dengan pensil.
 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus   Upaya yang dilakukan Kantor Pertanahan Kabupaten Kampar

 Pertanahan.  Badan  Pertanahan  Nasional  selalu  mengupayakan   untuk mencegah sertipikat ganda termasuk langkah kebijakan yang
 solusi  penyelesaian  sengketa  pertanahan  dengan  berdasarkan   patut  dicontoh  Kantor  Pertanahan  lain,  yaitu  dengan  membuat
 peraturan perundangan yang berlaku dengan memperhatikan rasa   pengumuman di Surat Kabar kepada seluruh pemegang sertipikat
 keadilan  dan  menghormati  hak  dan  kewajiban  masing-masing   yang  diterbitkan  sebelum  Tahun  1997  untuk  mau  membayar
 pihak.  Langkah-langkah  penyelesaian  sengketa  yang  di  tempuh   pengukuran ulang bidang tanahnya dalam rangka pemetaan bidang-
 melalui mediasi yang mengedepankan  musyawarah.  bidang tanah tersebut. Pengumuman ini cukup mendapat tanggapan
 Tumpang  tindih  alas  hak  SKT  dengan  SKT  belum  sampai  ke

 penerbitan sertipikat Kantor Pertanahan bukan bertanggungjawab   16   Lihat putusan Nomor : 271/Pid.B/2012/PTR

 188                                                                         189
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195