Page 57 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 57

PPPM - STPN Yogyakarta                                                                                             Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

            akhirnya sering menjadi objek spekulasi. Salah satu faktor yang di-                           para penanam modal khususnya investor asing dapat memberikan
            pertimbangkan oleh investor untuk melakukan kegiatan pe nanaman                               dampak  yang  negatif  bagi  iklim  usaha  dan  ekonomi  Indonesia.
            modal adalah jaminan kepastian hukum atas tanah sebagai kapital                               Ketergantungan  terhadap  penanaman  modal  ini  menunjukan
            aset. Kepastian akan perlindungan hak atas tanah bagi negara akan                             kepada  bangsa  lain  ketidakmandirian  yang  pada  akhirnya  dapat
            mendatangkan investasi yang pada akhirnya akan membuka banyak                                 mengeksploitasi  sumber  daya  yang  ada  di  negara.  Sementara
            lapangan kerja, menambah devisa dan meningkat kan kesejahteraan                               pendapat  yang  lain  menyatakan  bahwa  paham  neoloberalisme
            masyarakat.  Tanpa  perlindungan  terhadap  hak  atas  tanah,  maka                           diharapkan  menjadi  daya  tarik  untuk  para  investor  untuk  me-
            pembangunan berkelanjutan tidak akan terlaksana karena mereka                                 nanam kan  modalnya  yang  kesemuanya  ini  diarahkan  untuk  ke-
            yang bersedia melakukan investasi jangka panjang, hanya sedikit.                              makmuran  rakyat.  Hal  ini  dimungkinkan  karena  semakin  besar

            Ditambahkan pula oleh Machfudz (2011:49) bahwa legitimasi hak                                 modal  yang  ditanamkan  semakin  besar  income  negara  dan
            atas  tanah  merupakan  syarat  utama  tumbuhnya  iklim  investasi                            memberikan lapangan kerja bagi sumber daya manusia atau dapat
            yang berbasis tanah. Investasi yang berbasis hak atas tanah dapat                             mengurangi  tingkat  pengangguran  bersama  dan  meningkatkan
            mendorong  ekonomi  daerah  yang  ramah  lingkungan  dan  ramah                               pen dapatan masyarakat.
            sosial.                                                                                           Selain menjadi penghambat, dalam konteks aset, tanah merupa-
                Pengaturan investasi melalui penanaman modal, pada dasarnya                               kan  salah  satu  aset  investasi  yang  bernilai  tinggi.  Dalam  per-
            meliputi hak atas tanah yang merupakan salah satu masalah pokok                               kembangan nya sekarang ini, tanah telah menjadi daya tarik baru

            dalam investasi. Tanah merupakan modal dasar bagi para investor                               yang diburu investor. Gelombang investasi global telah menjadikan
            yang  akan  mengembangkan  usahanya,  oleh  karena  itu  persoalan                            tanah sebagai target perburuan untuk memaksimalkan keuntungan.
            tanah bagi penanaman modal asing maupun domestik merupakan                                    Akuisisi tanah bisa dipastikan selalu hadir dalam wacana ‘pendaya-
            ganjalan  terutama  karena  kurang  terjaminnya  kepastian  per-                              gunaan tanah untuk pembangunan’.  Mengacu pada konsep Anna
                                                                                                                                              9
            panjangan  hak  atas  tanah.  Para  pengusaha  terutama  yang  ingin                          Tsing seperti dikutip Li (2012) inilah yang kemudian disebut dengan
            melaksanakan bisnisnya dalam jangka panjang selalu meragukan                                  tradisi  investasi  ‘pinggiran’,    sebuah  mitos  kultural  tentang  ‘per-
            tentang  status  dan  proses  pengurusan  hak  atas  tanah  terutama                          untungan’  dan  ide  tentang  wilayah  yang  kosong  bisa  membawa
            mengenai pendaftarannya. Seperti diketahui bahwa bagi penanaman                               keuntungan yang berlimpah.
            modal asing tidak dibenarkan untuk memperoleh hak atas tanah                                      Meskipun  diarahkan  sebagai  bagian  dari  upaya  percepatan

            selain dari Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB)                                     pertumbuhan ekonomi, di sisi lain persoalan investasi juga jamak
            dan  Hak  Pakai  serta  Hak  Sewa.  Namun  pemerintah  menyadari                              dilekatkan dengan dampak yang tidak diharapkan khususnya bagi
            bahwa untuk menunjang perekonomian suatu badan hukum atau                                     masyarakat  lokal  di  kawasan  pelaksanaan  proyek.  Salah  satu
            seseorang, dapat diberikan hak atas tanah sebagaimana tersebut di                             penelitian yang dilakukan oleh Ravanera dan Gorra (2011). Dalam
            atas asalkan harus berada dan berkedudukan serta berdiri berdasar-
            kan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia. Kelahiran UU No                                9   Hal  inilah  yang  bisa  ditelusuri  dari  narasi  awal  yang  dijadikan  pintu  masuk  bagi
            25 Tahun 2007 memberikan gambaran mengenai pro dan kontra                                         terjadinya  akuisisi  tanah  yaitu  dengan  membuat  identifikasi  mengenai  tanah-tanah
                                                                                                              yang disebut ‘kosong’, ‘tidur’, ‘tidak produktif’, marginal’, terdegradasi, terlantar, tanah
            dari pendapat ini. Di satu sisi, kebebasan yang diberikan terhadap                                tak bertuan, ’idle’, ’waste’, ’unproductive, public’, ‘surplus’, ‘vacant’,‘unused’ .

            56                                                                                                                                                           57
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62