Page 92 - Pengakuan dan Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan
P. 92

dari negara. Selain itu, kategori hak yang dikenal hanyalah hak
                   perseorangan, padahal di masyarakat adat mengenal hak ulayat yang
                   di dalamnya terdapat hak perseorangan, kolektif, dan komunal. Perlu
                   lahir jenis hak baru pengembangan dari Hak Pengelolaan (HPL)
                   sebagai hak publik atas HMN tersebut. Disebut pengembangan
                   dari HPL sebab melalui mekanisme pengakuan dan penegasan hak
                   dan bukan pemberian dari tanah negara kepada masyarakat adat
                   sebagaimana yang dikenal dalam HPL.
             6.    Dalam melakukan perlindungan dan pengakuan tersebut, perlu
                   penyatuan perspektif keruangan wilayah adat dengan perspektif
                   bidang atas tanah masyarakat adat. Hal ini sekaligus untuk
                   mempertahankan fungsi hutan adat yang telah dimasukkan dalam
                   kawasan hutan dalam fungsi-fungsi yang telah ada (misalnya hutan
                   lindung). Dengan demikian masyarakat hukum adat berkontribusi
                   dalam mempertahankan fungsi hutan yang status penguasaan dan
                   pemilikannya ada di tangan mereka, hanya saja pengelolaan fungsi
                   tersebut diserahkan pada Kementerian Kehutanan.  Keberadaan
                   lembaga baru berupa Kementerian Agraria dan tata Ruang/BPN
                   diharapkan mampu mengatasi problem dualisme pengaturan yang
                   memisahkan ruang dan bidang di dalam kawasan hutan tersebut.
             7.    Di tengah keterbatasan pemerintah dalam melakukan penetapan
                   dan pemetaan kawasan hutan itu terjadi, tumpang-tindih perizinan
                   dan penguasaan, pembuktian fisik dan yuridis untuk membuktikan
                   klaim masyarakat adat, maka munculnya inisiatif masyarakat
                   sipil dalam membantu proses penguatan klaim (misalnya melalui
                   pemetaan partisipatif) penting untuk diakomodir, diakui, dan
                   dijadikan dasar kebijakan lebih lanjut.





















                                                     Kesimpulan dan Rekomendasi  85
   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96   97