Page 143 - Penegakan Hukum Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
P. 143

melihat monitor untuk menunjukan batas-batas  sengketa sehingga
            dapat menyingkat waktu dan menghemat tenaga.
                 Tujuan pemeriksaan setempat adalah untuk mengetahui dengan
            jelas dan pasti tentang letak, luas dan batas- batas obyek  tanah yang
            diterlantarkan dan untuk mengetahui penggunaan dan pemanfaatannya
            sesuai dengan peruntukannya atau tidak. Hasil pemeriksaan setempat
            merupakan fakta yang ditemukan hakim, oleh karenanya mempunyai
            daya kekuatan  mengikat  bagi hakim, maka  pemeriksaan  setempat
            dapat “mengabaikan” aspek prosedur, apabila memang benar dalam
            pemeriksaan setempat tanah  sengketa benar-benar diterlantarkan.
                 Pada dasarnya negara memberikan hak atas tanah atau Hak
            Pengelolaan kepada Pemegang Hak untuk diusahakan, dipergunakan,
            dan dimanfaatkan serta dipelihara dengan baik selain untuk kesejahteraan
            bagi Pemegang Hak-nya juga harus ditujukan untuk kesejahteraan
            masyarakat dan negara. Pemberikan hak diiringi kewajiban-kewajiban
            dalam surat keputusan pemberian haknya. Karena itu Pemegang Hak
            dilarang menelantarkan tanahnya, dan jika menelantarkan tanahnya
            maka telah diatur akibat hukumnya yaitu hapusnya hak atas tanah yang
            bersangkutan dan pemutusan hubungan hukum serta ditegaskan sebagai
            tanah yang dikuasai langsung oleh negara.

                 Banyak variabel yang menyebabkan pelantaran tanah, sehingga
            untuk  memenuhi  unsur  sengaja  bahwa  tanah  tersebut  diterlantarkan
            tidak mudah untuk menertibkannya. Menurut Saragih menguraikan
            beberapa kendala-kendala dalam menertibkan tanah terlantar, baik
            yang bersifat teknis maupun non teknis. Kendala teknis operasional
            merupakan kendala yang bersangkutan dengan pelaksanaan peraturan
            yang akan dilakukan mulai dari identifikasi sampai dengan penetapan
            tanah terlantar, adapun kendala teknis operasional adalah sebagai
            berikut: 171
            1.  Kendala  teknis  operasional  yang bersifat  internal,  umumnya
                berkaitan dengan pelaksanaan peraturan yang terkait dengan


            171   Bambang  Dipa  Saragih,  Analisis Yuridis  Berlakunya  PP No. 11 Tahun  2010
                tentang penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar dan Permasalahan Yang
                Ditimbulkan, Premise Law Jurnal Vol 11 (2015), Volume XI Tahun 2015

            126 Penegakan Hukum Penertiban Dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148