Page 114 - Konsolidasi Tanah, Tata Ruang dan Ketahanan Nasional
P. 114
100 Oloan Sitorus
ruang itu dimungkinkan lebih cepat terwujud secara holistik
ketika KT dilakukan dalam pemanfaatan ruang sesuai RTRWK/
Kab. Selain itu, KT juga mampu menyelesaikan permasalahan
penatagunaan tanah dalam upaya pelaksanaan rencana
tata ruang. Misalnya, ketika permasalahan pemanfaatan
ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang, maka
penyesuaian pemanfaatan ruang itu dapat sekaligus dilakukan
dengan penataan penggunaan tanah melalui KT.
KT adalah konsep pertanahan partisipatif, yang berarti
mengandalkan keterlibatan atau peranserta aktif masyarakat
dalam melakukan berbagai penataan itu. Salah satu hasil
konkritnya adalah diperolehnya tanah untuk pembangunan
prasarana jalan dan fasilitas umum lainnya. Oleh karena
di dalam konsep KT ada STUP yang diberikan oleh peserta
KT kepada kegiatan KT itu sendiri. STUP merupakan unsur
eksistensial dalam KT, sehingga berbagai penataan pertanahan
yang tanpa adanya STUP tidak layak termasuk dalam konsep
KT.
Oleh karena itu, ketika pelaksanaan KT dapat ditingkatkan,
maka pemanfaatan ruang pun dapat diefektifkan. Tegasnya,
semakin meningkat pelaksanaan KT, baik secara kuantitas dan
kualitas, maka semakin efektif pula terwujudnya pemanfaatan
ruang. Dalam pada itulah, penting untuk meningkatkan
jumlah pelaksanaan KT dalam mendukung penataan wilayah,
baik perkotaan dan pertanian/perdesaan. Semakin masif
dilakukan, maka akan semakin efektif pula dapat dilakukan
pemanfaatan ruang. Artinya, pemanfaatan ruang akan dapat
dilakukan lebih cepat, lebih holistik, dan lebih terintegrasi.