Page 153 - Ecotourism Lereng Merapi Pasca Konsolidasi Tanah
P. 153
140 Aristiono Nugroho dan Sutaryono
Pada umumnya keahlian masyarakat Dusun Pelemsari
adalah sebagai peternak sapi perah, karena sebelum erupsi,
mereka rata-rata berternak sapi di Dusun Pelemsari bagian atas
(Kampung Kinahrejo). Meskipun demikian ada pula anggota
masyarakat di Dusun Pelemsari bagian bawah (huntap) yang
memiliki keahlian sebagai pembuat meubel dan pembuat jahe
instan. Pembuat meubel melayani pesanan meubel baik oleh
masyarakat setempat, masyarakat sekitar, sampai masyarakat
yang berasal dari Yogyakarta. Oleh karena pembuat meubel
hanya bekerja ketika ada pesanan pembuatan meubel, maka
bila tidak ada pesanan, pembuat meubel ini kembali ke
keahlian semula sebagai peternak.
Sesudah erupsi, untuk setiap kepala keluarga masyarakat
Dusun Pelemsari mendapat bantuan 1 (satu) ekor sapi perah.
Berbeda dengan pembuat meubel, pembuat jahe instan
beroperasi setiap hari. Pembuatan jahe instan merupakan
industri rumah tangga bidang bahan minuman, yang sudah
mempunyai pasar tersendiri. Selain dipasarkan ke warung
dan toko, produk ini juga dipasarkan ke beberapa hotel di
Yogyakarta.
Pengelola jahe instan yang berasal dari Dusun Pelemsari
adalah Mursani Asih. Ia adalah menantu Mbah Maridjan
(almarhum), dan istri Mas Asih (anak laki-laki Mbah Maridjan).
Saat ini Mas Asih bertugas sebagai juru kunci Gunung Merapi,
menggantikan ayahnya (Mbah Maridjan) yang menjadi
korban erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Meskipun saat ini
bahan baku jahe instan ini masih didatangkan dari luar Dusun
Pelemsari, tetapi masyarakat Dusun Pelemsari berupaya