Page 66 - Mozaik Rupa Agraria
P. 66
pada asalnya sudah cocok untuk tanaman. Pemberian sekam
mentah secara berkala justru akan membuat tanah semakin
porus. Tingkat porositas berlebih pada akhirnya menurunkan
kemampuan tanah mempertahankan air dan nutrisi dari suhu dan
curah hujan tinggi.
Selain pemilihan kohe ayam, tindakan petani membuang sisa
hasil panen di tepi ladang semakin mempermiskin bahan organik
tanah. Padahal serat serat yang ada pada tanaman yang tidak
dijual dapat bermanfaat sebagai sumber humus jika dikembalikan
lagi ke lahan.
Kebiasaan itu merupakan ancaman nyata bagi lahan pertanian
sayur di lereng Gunung Merbabu-Merapi, mungkin juga di sentra
sayur lainnya. Bahaya yang jika dibiarkan akan mengikis habis
kesuburan internal tanah. Kondisi yang bila kian berlarut akan
terus menggerus keuntungan petani.
Agar Tongkat Kayu dan Batu Jadi Tanaman Lagi
Penambangan tak beretik adalah kata kerja paling pas untuk
mendeskripsikan praktik budidaya sayur yang dilakukan petani
di lereng Merbabu-Merapi. Kesuburan karunia Sang Pencipta
dieksploitasi habis habisan. Berat hati saya mengatakan, pahlawan
pangan ini mengambil jauh lebih banyak dari apa yang mereka
berikan ke lahan.
Cara bertanam seperti yang diuraikan di atas jelas bukan jalan
menuju kelestarian. Konsep pertanian berkelanjutan mendiktekan
neraca keseimbangan. Paling tidak, jumlah yang hilang sama
dengan yang dikembalikan. Dan ini pasti bukan hanya perihal N,
P, K, Mg, Ca, S yang dimakan tanaman atau raib karena air, angin
dan panas. Di luar itu, zat yang darinya berbagai aspek kesuburan
terjaga juga harus dipertahankan.
Ekologi Politik/Ekonomi Politik Sumberdaya Agraria dan Lingkungan Hidup 53