Page 68 - Mozaik Rupa Agraria
P. 68
lebih baik. Manakala arang sekam menjadi lebih lembab dan kaya
nutrisi, aneka mikro organisme pun hadir dan berkembang biak
dengan baik. Ini semua dipersembahkan arang sekam sembari
tetap menjaga kegemburan lahan.
Upaya berikutnya yakni pemberian kompos berbahan baku
hijauan. Sumbernya ialah kotoran hewan pemamah biak. Sapi,
kambing, kerbau, kelinci, bahkan marmut. Alasan kenapa pupuk
jenis tersebut lebih mulia berkaitan dengan asal muasal humus di
tanah. Sisa rerumputan yang tidak dicerna meninggalkan banyak
serat pada kotoran ruminansia, bahan itulah yang kemudia akan
bertahan dalam jangka panjang dalam bentuk humus di tanah.
Kalau pun tetap ingin mengejar produksi tinggi, silahkan
campur kohe ayam dengan fermentasi feses hewan kaki empat.
Hasil panen mudah-mudahan ajeg melimpah dan bahan organik
tetap lestari di tanah.
Kalau ada sumber dana lebih, zeolit juga bisa ditambahkan.
Berdasarkan pengalaman empirik, jenis bebatuan tersebut punya
kemiripan sifat dengan arang. Di samping itu, cocopeat dan
limbah media jamur juga bisa jadi alternatif menggiurkan
Terkait pemilihan bahan pembenah, perkara ketersediaan di
tempat adalah isu utama. Istilahnya bahan baku lokal adalah yang
paling luhur. Kalaupun ingin dan mampu mencampurkan semua
materi di atas ke dalam tanah, boleh-boleh saja. Kesudahannya
insya Allah akan luar biasa. Yang penting jangan memaksakan di
luar yang petani bisa.
Hampir lupa. Implementasi seluruh atau sebagian taktik di
atas cuma perbaikan dari sisi input produksi pertanian. Masih
banyak ikhtiar dari dimensi lain yang bisa petani gunakan untuk
merestorasi tanah surga. Lahan di mana tongkat, kayu dan batu
jadi tanaman. Misalnya terasering, cover crop (tanaman penutup),
Ekologi Politik/Ekonomi Politik Sumberdaya Agraria dan Lingkungan Hidup 55