Page 17 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 17

Mantra MP3EI: Investasi... Investasi... Investasi!
                                                                                                                                   7



                  pelayaran perintis dan mekanisme PSO; Meningkatkan pelayanan angkutan udara dan penerbangan perintis;
                 Pembangunan jaringan extension backbone hingga ke pusat pertumbuhan dan pusat kegiatan utama; Pemerataan akses
                 infrastruktur hingga ke pusat pertumbuhan dan pusat kegiatan utama beserta penguatan jaringan backhaul;
                 Pengembangan jaringan broadband terutama fixed broadband; pengalokasian spektrum frekuensi radio yang memadai;
                 Implementasi infrastruktur sharing termasuk untuk infrastruktur pasif (menara, pipa, tiang, right of way) dengan operator
                 non-telekomunikasi; Penggunaan green technology equipment untuk mendukung penyediaan listrik diwilayah non
                 komersial; Pembangunan Nasional/Nusantara Internet Exchange di pusat pertumbuhan.

               II. Konektivitas Antar Koridor Ekonomi. Jenis kedua ini meliputi: Memperlancar arus pengiriman barang dan jasa secara
                 efisien dan efektif antar koridor ekonomi untuk daya saing regional dan global; Menurunkan biaya logistik dan ekonomi
                 biaya tinggi pengiriman barang dan jasa antar koridor ekonomi; Penetapan dan peningkatan kapasitas beberapa
                 pelabuhan dan bandara utama sebagai pusat koleksi dan distribusi dengan menerapkan manajemen logistik yang
                 terintegrasi; Pengembangan interkoneksi antara pelabuhan utama (pusat koneksi) dengan pelabuhan lokal dan pelabuhan
                 hub international; Pengintegrasian multi moda backbone (serat optik, satelit); Penguatan infrastruktur backbone serat
                 optik di koridor Kalimantan, Sulawesi, dan Papua Maluku dan pengintegarian dengan pelayanan di koridor ekonomi yang
                 ada di sebelah Barat; Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menfasilitasi perdagangan dan
                 pengembangan sistem inaport net pada pelabuhan regional.

               III. Konektivitas International, karena sebagian besar komoditi yang ada di Indonesia ini adalah untuk mensupport kebutuhan
                 global, maka jenis ketiga ini jadi point penting dalam konsep konektivitas MP3EI, jenis ini meliputi: Menyiapkan dan
                 menetapkan pelabuhan dan bandara sebagai hub international di kawasan Barat dan Timur Indonesia; Optimalisasi
                 pengoperasian sistem National Single Window (NSW) di pelabuhan dan bandara yang berfungsi sebagai hub International
                 melalui peningkatan pelayanan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam rangkan penerapan Customs Advance Trade
                 System (CATS) dan NSW serta terkoneksinya sistem jaringan logistik nasional dengan sistem jaringan logistik ASEAN dan
                 sistem jaringan logistik Global; Peningkatan efisiensi dan produktivitas operasional pelabuhan dan bandara international
                 dengan menerapkan sistem manajemen logistik yang terintegrasi; Membuka gateway baru ke luarnegeri sebagai alternatif
                 link yang sudah ada; Pembangunan International Exchange di pusat-pusat pertumbuhan; Mempersiapkan diri dalam
                 peningkatan pelayanan sarana dan prasarana konektifitas regional dan global untuk mencapai target integrasi logistik
                 ASEAN pada 2013, integrasi pasar ASEAN pada 2015, dan integrasi pasar Global pada 2020.

               Strategi terakhir yang disebut di dalam MP3EI adalah penguatan sumberdaya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi
               nasional. Strategi ini dilakukan dengan asumsi bahwa “sumber daya manusia yang produktif merupakan penggerak
               pertumbuhan ekonomi. Untuk menghasilkan tenaga kerja yang produktif, maka diperlukan pendidikan yang bermutu dan
               relevan dengan kebutuhan pembangunan” (2011: 40). Sedangkan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan atas
               dasar asumsi bahwa “inovasi yang berbasis pada kapitalisasi produk riset teknologi akan memberi dampak langsung pada
               peningkatan produktivitas yang berkelanjutan yang pada akhirnya dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu bangsa”
               (2011: 41).


               Salah satu program andalan dari startegi ketiga ini adalah Penprinas (Prioritas Penelitian Nasional). Penprinas dimaksudkan
               untuk: Mengembangkan potensi unggulan koridor percepatan pembangunan di wilayah kajian; Mengidentifikasi kebutuhan
               SDM, kebutuhan perluasan akses, dan bidang/program studi yang harus dikembangkan; Mengidentifikasi peluang serta
               strategi untuk memanfaatkan sumber daya yang ada; Mengembangkan potensi perguruan tinggi untuk menopang pertum-
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22