Page 18 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 18
8 MP3EI: Master Plan Percepatan dan Perluasan
Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
buhan di koridor yang bersangkutan; Menyusun peta jalan pengembangan perluasan akses dan riset di perguruan tinggi yang
dengan potensi SDA dan penekanan sektor-sektor pertumbuhan ekonomi.
Menurut Komite Pelaksana MP3EI (KP3EI) manfaat dilaksanakannya Penprinas-MP3EI adalah tersedianya asupan bagi
perguruan tinggi maupun pemerintah untuk perluasan akses (ekspansi kapasitas), pengembangan riset dan program
pendidikan tinggi di masa depan terutama terjalinnya kolaborasi dan sinergi antarperguruan tinggi, dunia usaha, dan
pemerintah. Strategi ini dilakukan utamanya dengan membuat seluruh program pendidikan selaras dan seirama dengan
pengembangan ekonomi di setiap koridor ekonomi. Artinya, seluruh program pendidikan nasional semata-mata hanya
ditujukan untuk menjadi jejaring yang mengisi dan mengembangkan nilai tambah dari komoditas atau sektor yang
dikembangkan di setiap koridor ekonomi.
Gambar 6:
Framework MP3EI dalam hal pengembangan
sumberdaya manusia dan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Sumber: MP3EI, 2011: 43
Untuk mendukung Penprinas MP3EI, Dirjen Pendidikan TInggi Kementrian Pendidikan menunjuk kordinator setiap koridor yang
berasal dari pimpinan perguruan tinggi: Rektor Universitas Lampung ditunjuk sebagai kordinator koridor Sumatera; Rektor
Institut Teknologi Bandung ditunjuk sebagai Kordinator Koridor Jawa; Rektor Universitas Tanjung Pura sebagai Kordinator
Koridor Kalimantan; Rektor Univerisitas Hasanuddin untuk Koridor Sulawesi; Rektor Universitas Mataram untuk koridor Bali-
Nusa Tenggara; dan Rektor Universitas Pattimura untuk Koridor Maluku-Papua. Penelitian MP3EI ini diletakkan pada 8
program utama, yaitu pertanian, pertambangan, energi, industri, kelautan, pariwisata, dan telematika, serta pengembangan
kawasan strategis. Kedelapan program utama tersebut terdiri atas 22 kegiatan ekonomi utama, yaitu pertanian/pangan,
pariwisata, perikanan, bauksit, tembaga, nikel, batu bara, minyak dan gas, perkayuan, peternakan, kakao, karet, kelapa
sawit, alutsista, besi baja, makanan-minuman, tekstil, perkapalan, telematika, peralatan transportasi, dan KSN Selat Sunda,
serta wilayah Jabodetabek.