Page 42 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 42
M. Nazir Salim & Westi Utami
dari kawasan hutan (aspek morfologi/geografis, tanda batas) dan kondisi
eksisting TORA, serta bagaimana sebenarnya grand design dari lembaga
untuk menyelesaikan program Reforma Agraria, serta praktiknya di
lapangan.
C. Goal dan Manfaat Kajian
Sedikitnya ada lima skema yang menjadi upaya dalam kajian ini
sebagai obsesi akademis. Pertama, menjelaskan sejarah perjalanan
kebijakan RA yang menjadi mandat konstitusi, dimana setiap rezim selalu
mengalami perubahan dalam praktik kebijakannya, namun capaiannya
kurang lebih sama, yakni tak pernah tuntas menyelesaikan amanah
konstitusi dan UUPA; kedua, menguraikan secara makro dan kompre-
hensif praktik RA yang dianggap lambat dalam pelaksanaannya; ketiga,
memetakan kondisi eksisting TORA pelepasan kawasan hutan baik skala
nasional maupun lokal, juga penjelasan problem dan perdebatan TORA;
keempat, merumuskan upaya strategi percepatan penyelesaian persoalan
redistribusi TORA kawasan hutan dan skema redistribusi tanah obyek
RA; kelima, menjelaskan RA secara makro dalam konteks kebijakan
nasional menuju pada RA mikro dalam praktik pelaksanaan di tingkat
lokal.
Harapan dari Goal kajian ini akan memberikan manfaat untuk
mendorong percepatan identifikasi terkait Tanah Obyek Reforma Agraria
dan mendorong percepatan redistribusinya kepada masyarakat/petani
yang membutuhkan. Kajian terhadap stakeholder terkait program RA juga
memberikan pemetaan siapa saja yang hendaknya berperan dalam pro-
gram RA secara komprehensif baik untuk asset reform maupun akses
reformnya. Harapannya ke depan, tanah yang akan diredistribusikan
dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh masyarakat dengan pen-
dampingan dan partisipasi publik secara memadai.
D. Literature Review dan Pendekatan Konseptual
Beberapa studi yang dihasilkan oleh para peneliti lain menjadi dasar
kajian penulis dalam menjelaskan RA di Indonesia, baik secara konsep
maupun praktik kebijakan. Di bawah ini penulis ingin mendudukkan
14