Page 39 - Reforma Agraria (Penyelesaian Mandat Konstitusi)
P. 39

Reforma Agraria: Menyelesaikan Mandat Konstitusi

                  padahal calon penerima TORA seharusnya diusulkan oleh pemda
                  setempat berdasarkan kriteria Pasal 12 Perpres No. 86/2018 bersama
                  GTRA. Di lapangan masih banyak hambatan yang menjadi kendala
                  termasuk persoalan SDM, koordinasi, dan dukungan kerja inventa-
                  risasi dan verfikasi yang belum memiliki model, sehingga terjadi
                  pelambatan;

               2. Tidak ada Tim yang dibentuk di tiap wilayah lokasi TORA untuk mela-
                  kukan verifikasi lahan yang dilepaskan dari kawasan hutan, sehingga
                  tidak memiliki peta dan target yang jelas di tiap-tiap daerah. Ketiada-
                  an Tim dan koordinasi yang baik menyebabkan masing-masing lem-
                  baga sering didapati di lapangan saling “meniadakan” antara ATR/
                  BPN-KLHK.
               3. Terbatasnya ketersediaan fresh land sebagai TORA. Selama ini tanah
                  yang dapat diredistribusikan ke petani adalah tanah yang sebelumnya
                  sudah dikuasai, diusahakan, dan dimanfaatkan oleh masyarakat.
                  Sementara untuk tanah yang sifatnya fresh land yang dilepaskan
                  KLHK, khususnya data terkait kondisi fisik dan data masyarakat calon
                  penerima belum dilakukan verifikasi oleh kedua kementerian dan
                  pemda setempat. Tim ATR/BPN tidak bisa melakukan verifikasi
                  sendiri, begitu juga dengan KLHK untuk memastikan lahannya,
                  termasuk subjek-subjek penerimanya;
               4. Belum terpetakannya secara spasial terkait di mana lokasi TORA
                  secara jelas baik dari segi hukum maupun dari letak tanda batas.
                  Artinya, tanah-tanah yang dilepaskan oleh KLHK belum siap untuk
                  ditindaklanjuti oleh ATR/BPN, karena hasil kajian menunjukkan
                  lahan tersebut masih simpangsiur titik kordinatnya;
               5. Belum terpetakan kondisi fisik TORA di lapangan. Apakah TORA
                  tersebut dapat dimanfaatkan untuk diredistribusikan  kepada




               Bumbu, Kab. Sukabumi, Kota Banjar, Kab. Bangka Selatan, Kab. Majene, Kab.
               Halmahera Tengah, dan Kab. Solok Selatan, dan kabupaten lainnya. Namun karena
               saat ini sedang berjalan pembentukan GTRA di tingkat kabupaten/kota, kemung-
               kinan sampai akhir tahun 2019 ini akan terbentuk 80 GTRA atau lebih ditingkat
               kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

                                                                          11
   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44