Page 56 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 56

Melacak Sejarah Pemikiran Agraria


               di Rusia. Ketika diusung oleh majalah Landbouw debat ini bergu-
               lir dan bergaung di Indonesia. 1
                   Boeke dengan teori dual economy-nya  2  terpengaruh oleh
               Chayanov dengan Peasant Economy-nya. Kapitalisasi dan mone-
               terisasi ekonomi yang secara teoritis seharusnya mentrans-
               formasikan pedesaan Indonesia menuju ekonomi modern ternya-
               ta memberi gambaran berbeda, yakni masih bertahannya ekono-
               mi tradisional. Kajian hukum adat menjadi penting di sini, ter-
               utama terkait masalah “desa” sebagai “unit adat” tertentu. Bur-
               ger, seorang murid Boeke, membantah pendapat gurunya itu.  3
               Inti kritiknya adalah dalam teori Boeke itu seakan-akan digam-
               barkan adanya modernitas hanya terdapat di masyarakat kota se-
               bagai pusat, sedangkan desa merupakan simbol kelambanan. Ka-
               renanya harus dilakukan penyebaran modernitas dari kota ke
               desa. Dengan kata lain, Boeke menekankan perhatian pada aspek
               sikap mental. Bagi Boeke, kolonialitas dengan demikian layak di-
               syukuri, sesuatu yang dikritik oleh muridnya.
                   Setelah Indonesia merdeka, persoalan agraria mendapat per-
               hatian serius para pendiri bangsa. Mereka menyadari bahwa ha-
               kekat sejarah kolonial adalah sejarah eksploitasi sumber-sumber
               agraria di nusantara. Sehingga kemerdekaan adalah kesempatan
               baru untuk merestrukturisasinya ke arah yang lebih berkeadilan,
               mengakhiri sistem penguasaan tanah di Indonesia yang berjalan
               di atas sistem kolonial dan feodal. Dengan penataan ulang itu di-
               harapkan pemecahan problem kemiskinan, perlakuan-perlakuan
               eksploitatif masyarakat petani, dan problem pemenuhan kebutu-
               han pangan dapat segera diselesaikan.
                   Sedari awal, para founding people menyuarakan perlunya
               restrukturisasi penguasaan tanah itu, disertai dengan analisis ter-


                   1  Gunawan Wiradi, “Karya Chayanov Ditinjau Kembali”, paper diskusi ISI
               Bogor, 7 Juli 1993, tidak diterbitkan.
                   2  Lihat, J. H Boeke, “Dualistic Economics”, dalam Wertheim (ed.),
               Indonesian Economics, The Concept of Dualism in Theory and Policy (The Hague: van
               Hoeve Publisher Ltd, 1961)
                   3  Lihat dalam Boeke dan Burger, Ekonomi Dualistis: Dialog antara Boeke dan
               Burger, (Jakarta: Bhratara, 1973)

                                                                          3
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61