Page 59 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 59

Ahmad Nashih Luthfi


               lisme fungsional ala Parsonian dengan strukturalisme ala Marxi-
               an misalnya, pada gilirannya memberi implikasi bagi bangunan
               pengetahuan yang dihasilkan dan bagaimana konstruksi sosial,
               ekonomi, dan politik masyarakat Indonesia diarahkan.
                   Dalam konteks historis-struktural tersebut serta respon ter-
               hadap situasi dan kondisi internal masyarakat Indonesia itulah,
               diskursus reforma agraria pada periode 1950-1960-an menge-
               muka. Konstelasi pertarungan global dalam fase Perang Dingin
               tidak dapat dipisahkan dari konstruksi kajian agraria dalam peri-
               ode mengemukanya isu ini. 6
                   Dilakukannya berbagai kolaborasi research project antara uni-
               versitas di Amerika dan universitas di Indonesia tidak terlepas
               dari kerangka itu. Selain Modern Indonesian’s Project dari Univer-
               sitas Cornell, Program Asia tenggara Unverstas Yale, yang tidak
               kalah pentingnya adalah tim dari Massachusets Institute of
               Technology (MIT) yang menjalin kerjasama dengan universitas
               di Indonesia. Dipimpin oleh Benjamin Higgins, tim yang disebut
                                                                      7
               terakhir ini bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada. Sa-
               lah satu hasil penelitian yang terkenal berasal dari Clifford
               Geertz dengan tesis “involusi pertanian”-nya. Temuan itu men-
               dapat tantangan luar biasa meski yang mendukungnya lebih
               banyak. Kosa kata “involusi pertanian” sering dikutip, bahkan di-
               comot secara serampangan, yang terkadang lepas konteks asal-
               nya. Frase inilah yang sekan-akan menjadi tesis utama dari buku
               yang memang berjudul Agricultural Involution.
                   Dari arus yang berbeda, dengan prinsip “berpijak pada
               realitas keindonesiaan”, pada tahun 1960-an, sekelompok pene-



                   6  Alasan sosio-politik kemunculan Reforma Agraria dipetakan secara apik
               oleh Saturnino M. Borras Jr, Cristóbal Kay dan A. Haroon Akram Lodhi,
               “Agrarian Reform and Rural Development: Historical Overview and Current
               Issues,” dalam Akram-Lodhi, A.H, S.M. Borras Jr. and C. Kay (Eds.),  Land,
               Poverty and Livelihoods in an Era of Globalization: Perspectives from Developing and
               Transition Countries (London: Routledge, 2006), hal. 6-9.
                   7  Ben White, “Agrarian Debates and Agrarian Research in Java, Past and
               Present”, dalam E. Suhendar, dkk. (Eds.), Menuju Keadilan Agraria: 70 Tahun
               Gunawan Wiradi (Bandung: AKATIGA, 2002), hal. 50-51

               6
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64