Page 184 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 184

Penguasaan Tanah dan Kelembagaan

                JAWA TENGAH
                 7. Kebanggaan  143      58     42  0,29    0,68  0,84
                 8. Wanarata    138      28     72   0,32   0,44  0,61
                 9. Rowosari    106      64     36   0,31   0,87  0,85
                JAWA TIMUR
                 10. Geneng      131     60     40  0,37    0,95  0,78
                 11. Janti       132     56     44   0,22   0,51  0,67
                 12. Sukosari    114     50     50  0,37    0,73  0,85
                SULAWESI SELATAN
                 13. Minasabaji  124     19     81  0,63    0,77  0,54
                 14. Salo       126      24     76   0,71   0,94  0,57
                 15. Cabbeng     121     47     53  0,46    0,87  0,72

                   Gambaran semacam ini serupa dengan apa yang dijumpai
               oleh peneliti-peneliti lain, seperti misalnya Hotman Siahaan 16
               yang melakukan penelitian di Jawa Tengah, dan Kano  yang
                                                                17
               meneliti sebuah desa di Jawa Timur. Dengan melihat kenyata-

               an-kenyataan tersebut maka dalam membahas masalah dis-
               tribusi penguasaan tanah dalam hubungannya dengan apa yang
               disebut oleh para ilmuwan tersebut di muka dengan “diferen-
               siasi kelas”, satu aspeknya yang penting ialah garis yang jelas
               antara kelompok pemilik tanah dan kelompok tuna-kisma.
               Oleh karenanya berikut ini akan diuraikan masalah tingkat ketu-
               nakismaan.


               1. Tingkat Ketunakismaan
                   Dari segi pemilikan, jumlah rumahtangga tanpa tanah sa-
               wah milik di desa-desa penelitian cukup besar, terutama di




               16  Lihat, Hotman Siahaan, Pemilikan dan Penguasaan Tanah. Adopsi
                Teknologi Pertanian Modern dan Disparitas Pendapatan di Daerah
                Pedesaan. (Lembaga Studi Kawasan dan Pedesaan UGM, 1977).
               17  Lihat, Hiroyoshi Kano, “Pemilikan Tanah dan Differensiasi Masya-
                rakat Desa: Kasus di Suatu Desa di Malang Selatan,”  op. cit.

                                                                   115
   179   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189