Page 8 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 8

Kata Sambutan

               bebaskan, termasuk dalam hal ini bagi perjuangan membangun
               ekonomi bangsa yang bertumpu pada kekuatan nasional, mau-
               pun bagi konfigurasi baru hukum dan kelembagaan agraria
               yang hendak ditata di masa kemerdekaan. Di sinilah tepatnya

               perbincangan mengenai politik agraria nasional mengemuka,
               yakni bahwa pada awalnya ia merupakan bagian penting dari
               perjuangan kemerdekaan (nasionalisme), dan selanjutnya
               sebagai bagian dari upaya pembangunan untuk mengisi kemer-
               dekaan (nationhood).
                   Perubahan ekonomi politik selama satu dasawarsa terakhir
               ini, pasca reformasi, ternyata belum mewujudkan trend ke-
               adilan sosial bagi rakyat Indonesia. Persoalan struktural yang
               dihadapi, seperti: kemiskinan, pengangguran, konsentrasi
               penguasaan aset oleh sekelompok kecil orang, sengketa dan
               konflik agraria, krisis pangan dan energi, penurunan kualitas
               lingkungan hidup, dan krisis finansial global yang terjadi akhir-
               akhir ini disertai efek dominonya di sektor ekonomi riil, sung-
               guh-sungguh makin melemahkan akses lapisan masyarakat
               bawah terhadap hak-hak dasar mereka.
                   Data kemiskinan dari BPS pada Maret 2007 menunjukkan
               bahwa jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 37,17 juta
               jiwa atau 16,58 persen dari total populasi tingIndonesia. Di

               kawasan perkotaan, percepatan kemiskinan tersebut adalah
               13,36 persen, sedangkan di kawasan perdesaan mencapai
               21,90 persen. Ini menunjukkan bahwa kemiskinan paling
               banyak dialami oleh penduduk pedesaan. Dari total penduduk
               miskin di Indonesia, sekitar 66 persen berada di pedesaan dan
               56 persen di antaranya menggantungkan hidup dari pertanian,
               sebagai petani gurem atau buruh tani.

                                                                   vii
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13