Page 87 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 87
Ranah Studi Agraria
memungkinkan digunakannya sabit (arit) untuk memotong
padi dari jenis bibit unggul serta membayar para penggarap
bukan dalam bentuk natura, tapi dengan uang tunai.
Perubahan-perubahan sistim bertani yang baru ini telah
memungkinkan para petani dan pedagang-perantara (penebas)
untuk memperoleh keuntungan bersih yang lebih besar dari
hasil panen sedangkan mayoritas dari buruh tani penuai padi
menerima bagian yang lebih kecil, bahkan banyak yang sama
sekali tidak bisa ikut serta atau ikut menikmati panen ter-
sebut. Petani pemilik sawah ternyata telah berusaha meng-
hilangkan peranannya yang tradisionil sebagai “Bapak dan
majikan” yang biasa memberi pekerjaan kepada petani peng-
garap yang tak punya tanah. Hubungan petani-pemilik dan
petani-penggarap dalam pola “ikatan patron-klien” yang tradi-
sionil telah bergeser digantikan oleh peranan penebas yang
membeli hasil panen petani-pemilik tanah, hingga sangat
menguntungkan segelintir pedagang atas kerugian mayoritas
dari penghuni desa.
A. Arti Tebasan dan Lokasinya
Sekalipun cara tebasan telah agak luas dikenal dan
dilaporkan terdapat di berbagai daerah di Jawa Tengah dan
Jawa Barat, namun hanya pada empat desa dari 20 desa sampel
yang kami survey ada kami temukan sistim tebasan yang dipa-
1
kai oleh petani dan pedagang padi . Lokasi dari desa sampel
1 Beberapa daerah di mana pernah dilaporkan adanya sistim te-
basan ialah di Kabupaten Karawang (oleh Dr. Herman Suwardi,
Universitas Pajajaran), Daerah Istimewa Yogyakarta (oleh Mubyar-
18