Page 88 - Ranah Studi Agraria: Penguasaan Tanah dan Hubungan Agraris
P. 88

Sistem Tebasan, Bibit Unggul dan ...

               dan daerah tebasan tersebut adalah pada dua desa di Kabu-
               paten Kendal dan dua desa di Kabupaten Pemalang, Jawa
               Tengah. Para petani sampel pada 16 desa yang lain tidak men-
               jual padinya dengan cara tersebut di atas. Kadang-kadang hasil

               panen di luar padi dijual juga dengan cara tebasan di beberapa
               desa.
                   Tebasan berarti bahwa petani-pemilik menjual hasil ta-
               namannya yang hampir masak di sawah kepada seorang pene-
               bas (pedagang perantara) sekitar seminggu sebelum panen.
               Penebas itulah kemudian yang menggarap panenan dan
               menjual padinya kepada pihak ketiga. Apabila ia berasal dari
               desa petani itu sendiri, penebas tersebut biasanya membayar
               kepada petani-pemilik sesudah hasil panennya terjual. Petani-
               pemilik itu umumnya menunggu sampai seminggu atau 10 hari
               untuk dapat menerima uang hasil sawahnya. Jika penebas
               berasal dari desa lain dan kurang dikenal oleh petani setempat,
               maka ia akan membayar kepada petani pada waktu panen.
                   Di Jawa secara tradisionil panen padi di sawah dilakukan
               oleh pemotong padi yang tak terbatas jumlahnya, baik dari
               desa itu sendiri maupun yang datang dari daerah sekitarnya,
               menggunakan alat pisau kecil penuai padi yang disebut ani-
               ani dan mereka biasanya menerima sejumlah bagian tertentu

               dari hasil panen itu dalam bentuk natura sebagai imbalan ker-
               janya. Franke menyebut bahwa “Benar-benar ribuan keluarga


                to, Universitas Gajah Mada), Kabupaten Jepara (oleh John Iha-
                lauw, Universitas Satya  Wacana), Kabupaten Klaten (Widya Utami
                dan John Ihalauw), Kabupaten Kendal dan Pemalang (oleh Willi-
                am L. Collier, Gunawan Wiradi dan Soentoro, Survey Agro Eko-
                nomi).

                                                                    19
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93