Page 38 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 38
Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria
adalah paparan Kepala BPN pada Sidang Terbatas di Kantor
Kepresidenan tanggal 22 Mei 2007 dan orasi ilmiah Kepala
BPN pada Peringatan Dies Natalis IPB tanggal 1 Septem-
ber 2007.
Tujuh tulisan tanggapan terhadap kebijakan reforma
agraria versi pemerintah ini membentuk Bagian VI dari
buku ini. Ditulis oleh penulis dengan latar belakang yang
berbeda, ketujuh tulisan ini dapat dianggap mewakili kera-
gaman pandangan terhadap PPAN yang muncul saat itu,
mulai dari yang bernada apresiatif, kritis hingga skeptis. Ba-
gian ini sekaligus merupakan bagian terakhir dari buku ini.
Sebagai penutup, buku ini dipungkasi dengan Epilog
yang ditulis oleh Noer Fauzi Rachman. Secara singkat dan
padat, bagian epilog ini menguraikan trajektori perjalanan
PPAN setelah tahap fase formatif ini (2006-2007) hingga
saat kepemimpinan Joyo Winoto di BPN berakhir (per-
tengahan 2012). Kepemimpinan progresif Joyo Winoto telah
berhasil mengupayakan banyak hal penting dalam kaitan
dengan kebijakan reforma agraria (lihat Rachman 2012).
Namun, tanpa dukungan politik yang riil dari pucuk pim-
pinan nasional dan kekuatan politik di parlemen, maka
kemajuan agenda reforma agraria secara nyata masih jauh
dari yang diharapkan. Apa yang terjadi adalah BPN yang
terkucil dalam lingkungan ego-sektoral dari badan-badan
pemerintah lain; reforma agraria yang menjadi urusan teknis
BPN semata, alih-alih menjadi sebuah agenda nasional;
proses legislasi PP Reforma Agraria yang berjalan di tempat;
dan pelaksanaan redistribusi tanah terjebak pada legalisasi
asset semata. Pada saat yang sama, tidak ada kemauan kuat
dari Presiden SBY untuk mensinergikan badan-badan
xxxvii