Page 44 - Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria, 2006-2007 Bunga Rampai Perdebatan
P. 44

Pembentukan Kebijakan Reforma Agraria

               mati dan sekaligus terlibat dalam proses-proses Reforma
               Agraria yang berlangsung di akhir era Joyo Winoto.
                   Memasuki panggung politik Indonesia, Soeharto
               merubah politik dan kebijakan Soekarno yang populis ke
               teknokratik pro-kapitalisme. Di era Orde Baru kebijakan
               pembangunan pertanian dan pertanahan bukan diarahkan
               pada penataan aset produksi terlebih dahulu, tetapi diarah-
               kan pada upaya peningkatan produktivitas. Kebijakan sema-
               cam ini tidak hanya merubah drastis struktur penguasaan,
               pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (land-
               reform) yang kemudian berujung pada proses eksklusi,
               marjinalisasi dan kemiskinan masyarakat desa; tetapi secara
               sistematis dan perlahan juga menghapus pengetahuan/dis-
               kursus agraria dari bangku perguruan tinggi seperti yang
               penulis saksikan di akhir 1977. Merujuk pada Foucault kita
               tahu apa implikasi hilangnya pengetahuan.
                   Diskursus agraria yang nyaris surut ke titik nadir dan
               hanya dikawal oleh segelintir akademisi ini tak dinyana di-
               giatkan kembali oleh dan mendapat dorongan kuat dari para
               aktivis muda. Memasuki pertengahan dekade 1990, peluang
               untuk menata kembali politik, kebijakan dan hukum
               pertanahan di Indonesia terbuka. Gerakan agraria, gerakan
               pro-demokrasi, gerakan lingkungan hidup, HAM, dan kaum
               buruh, bahu membahu menyongsong berakhirnya era
               Soeharto.
                   Buku ini sesungguhnya tak hanya memotret Pemben-
               tukan Kebijakan Reforma Agraria tahun 2006-2007. Sebab
               ramuan yang disajikan oleh kedua editor buku membawa
               kita menjadi paham betapa berliku dan beratnya jalan mem-
               perjuangkan keadilan agraria di era transisi demokrasi.

                                                                  xliii
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49